Lompat ke konten

Buletin Prasasti Edisi 1: Terbit

Kalau terbit diartikan sebuah awal, rasanya tidak juga. Agaknya kita perlu bertanya darimana terbit itu menggelincir sebelum akhirnya sampai saat yang kita nyatakan terbit, pun kita perlu curiga dari mana datangnya sang terbit? Ataukah terbit itu juga merupakan keterbenaman di sisi lain? Maka, tidaklah begitu pantas jika kita dilenakan oleh kebahagiaan perkara terbit.

Kalau terbit diidentikkan dengan matahari, tidak selalu begitu. Jika terbit dan terbenam saja hanya perkara sudut pandang, bukan mustahil jika terbit dibiakkan dalam berbagai interpretasi tentang apapun. Dari terbitnya kemanusiaan, terbitnya peradaban, hingga terbitnya perpolitikan. Semua, tetap berkisah tentang terbit.

Kalau terbit dikatakan sebuah harapan dan pencerahan, semoga saja begitu. niscaya, terbit kami ini dapat mengguyur semangat untuk mengabadikan untaian kata dalam prasasti selanjutnya. Tak berkeberatan pula jika prasasti-prasasti ini dijadikan mas kawin untuk meminang terbitnya minat muda-mudi pada sastra. Dan, walaupun harus memasung rasionalitas, kami berharap terbit ini tidak disertai terbenam, terbit ini tidak diikat momentum, dan tidak dimakan zaman. Terbit yang tetap terbit.

Salam pers mahasiswa. Salam sastra muda.

Buletin Prasasti Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

Popular Posts

Apa yang kamu cari?