
- Buletin Prasasti Edisi 1: Terbit
- Buletin Prasasti Edisi 2: Waktu
- Buletin Prasasti Edisi 3: Manusia
- Buletin Prasasti Edisi 4: Terimakasih
- Buletin Prasasti Edisi 5: Ekspresi
- Buletin Prasasti Edisi 6: Ego
- Buletin Prasasti Edisi 7: Berontak
- Buletin Prasasti Edisi 8: Menang
- Buletin Prasasti Edisi 9: Eksistensi
- Buletin Prasasti Edisi 10: Hipokrit
- Buletin Prasasti Edisi 11: Batas
- Buletin Prasasti Edisi 13: Perjalanan
- Buletin Prasasti Edisi 14: Semu
- Buletin Prasasti Edisi 15: Hilang
- Buletin Prasasti Edisi 16: Perayaan
- Buletin Prasasti Edisi 17: Langit
- Buletin Prasasti Edisi 18: Diam
- Buletin Prasasti Edisi 19: Etnik
- Buletin Prasasti Edisi 21 : Berpindah
- Buletin Prasasti Edisi 22 : Mati
- Buletin Prasasti Edisi 23 : Riuh
- Buletin Prasasti Edisi 24 : Pisahan
- Buletin Prasasti Edisi 25: Enigma
- Buletin Prasasti Edisi 26: Wabah
- Buletin Prasasti Edisi 27: Setara
- Buletin Prasasti Edisi 28: Rehat
- Buletin Prasasti Edisi 29: Phobia
- Buletin Prasasti Edisi 30: Reda
- Buletin Prasasti Edisi 31: Fantasmagoria
- Buletin Prasasti Edisi 32: Personifikasi
- Buletin Prasasti Edisi 33: Natural
- Buletin Prasasti Edisi 34: Nostalgia
- Buletin Prasasti Edisi 35: Perempuan
- Buletin Prasasti Edisi 36: Surealisme
Hakikat manusia agar terus menampakkan diri mereka sebagai makhluk yang terhebat, telah terlintas dalam benak Friedrich Nietzsche dan Martin Heidegger ketika memperkenalkan eksistensialisme ke dunia pada awal abad ke - 19. Kebutuhan tertinggi manusia, menuntut akan aktualisasi terhadap diri mereka di dunia, berusaha agar mereka menjadi manusia yang sangat ‘dibutuhkan’ oleh manusia lain, dalam perputaran kehidupan di dunia, telah dikemukakan oleh Abraham Maslow lewat A Theory of Human Motivation.
Manusia menginginkan untuk diterima di manapun. Manusia menginginkan untuk terkenal. Manusia berlomba-lomba agar dianggap sebagai orang yang paling penting, paling dikenali oleh manusia lain.
Memulai Edisi pertama di tahun 2016, sekaligus edisi ke-9 buletin prasasti dengan naluri setiap manusia untuk tetap eksis, kami ingin mengajak para pembaca, untuk sedikit mengupas ‘eksistensi’ manusia lewat sajak dan cerita-cerita pendek yang akan tersaji di buletin kali ini.
Agar tidak ada kehipokritan antar manusia, akhir kata untuk mengawali edisi pertama di tahun 2016: sastra juga butuh eksistensi. Selamat menikmati.
Salam pers mahasiswa, salam sastra muda.