Lompat ke konten

Buletin Prasasti Edisi 2: Waktu

Terbitnya matahari mungkin adalah awal dari sebuah hari. Perjalanannya sepanjang hari adalah bukti nyata dari jejak langkah sang waktu. Terbitnya matahari memang tak pernah meminta terlalu banyak waktu. Tapi, untuk menikmati sinarnya, kadang waktu tak pernah menentu.

Gelap tak kan selamanya menjadi awal dari sang waktu. Begitu pun terang yang kian dipuja sepanjang waktu. Beberapa dari mereka percaya, awal yang baik, akan menjadi penentu sebuah perjalanan waktu dengan baik. Namun, apalah arti awal, bila tiada komitmen dalam perjalanannya? Bukankah cerita perjalanan sang waktu adalah cerita tentang bagaimana proses itu berjalan? Iya, proses untuk tetap menjaga awal yang baik. Atau justru, proses untuk merubah awal yang kurang baik menjadi jauh lebih baik.

Waktu mungkin akan menjadi masa lalu. Yang tak perlu lagi diingat melulu. Karena semua orang tahu, waktu selalu berjalan lurus. Tak beriba siapa kamu, tak bertaring tinggalkanmu.

Teruntuk waktu yang selalu berjalan lurus, dan selalu bercerita kisah hidup yang tak menentu. Teruntuk waktu yang kau tahu ia akan merambat maju dan berlalu. Siapkah untuk menjalaninya? Warnai setiap perputarannya dengan kidung mesra demi sebuah masa, yang tak terlupakan, tak lagi disesalkan dan selalu dibanggakan. Bersama waktu.

Salam pers mahasiswa. Salam sastra muda.

Editors:
Illustrators:
Cover Artists:
Genres:

Buletin Prasasti Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

Popular Posts

Apa yang kamu cari?