Malang, PERSPEKTIF—Universitas Brawijaya (UB) baru saja melakukan pemungutan suara Pemilihan Raya (Pemira) 2024 pada Rabu (20/11). Namun demikian, pelaksanaan Pemira tahun ini tidak luput dari kendala, salah satunya ialah timeline rangkaian yang dirasa tergesa-gesa dan kurang maksimal. Menanggapi keluhan ini, Ketua Pelaksana Pemira tahun ini mengatakan bahwa timnya telah mengikuti jadwal yang diberikan pihak Kemahasiswaan.
Siti yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2021 menyatakan merasa pelaksanaan Pemira tahun ini lebih cepat dibandingkan dengan tahun lalu. Menurutnya, hal ini berpotensi membuat mahasiswa gagal mengikuti rangkaian itu sendiri.
“Sebenarnya Pemira tahun ini, terkait kecepatan timeline, itu bersikap sebagai pedang bermata dua. Karena itu membangun efektivitas dari timeline, tapi bisa juga menurunkan semangat dari teman-teman untuk berpartisipasi dalam Pemira di tahun ini,” ujar Siti saat menyaksikan debat antar pasangan calon (Paslon), Senin (18/11).
Menyikapi permasalahan ini, Ikhsan selaku Ketua Pelaksana Pemira 2024 menyatakan jika pelaksanaan rangkaian sudah berjalan cukup baik. Walaupun begitu, pihaknya tidak menyangkal adanya kendala rentang waktu pelaksanaan Pemira yang terlalu cepat dari pihak-pihak di luar kepanitiaan mahasiswa.
“Kalau (Pemungutan suara, red) tanggal 20 November memang waktu yang sudah ditetapkan oleh pihak Kemahasiswaan Rektorat bahwasanya nantinya rapat Pemira tanggal sekian dan sebagainya. Tapi memang oprec (Open recruitment panitia, red) kepanitian ini memang dikoordinir dari DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) UB sendiri,” terang Ikhsan (22/11).
Ia juga menekankan bahwa permasalahan ini berbuntut pada persiapan keseluruhan panitia yang terbentuk kurang dari dua minggu dilaksanakannya pemungutan suara. Di sisi lain, Pemira tahun ini juga gagal mencapai target partisipasi mahasiswa.
“Capaian itu tahun ini belum terpenuhi karena dari partisipasinya setiap tahunnya itu semakin berkurang. Kadang mahasiswa kan ada yang acuh tak acuh, kemudian juga ‘males ah ngantri’ dan sebagainya untuk voting,” tutup Ikhsan.
Menanggapi berbagai kendala Pemira 2024, Calon Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) UB 2025 terpilih, Azka, menyatakan seluruh pihak yang terlibat harus tetap berintropeksi. Hal ini dikarenakan pentingnya perbaikan dan peningkatan capaian di pelaksanaan program tahun selanjutnya.
“Ya Kalau saya, yang sudah berlalu biarkan berlalu. Tapi hal-hal yang bersifat teknis dan administratif ke depan harus tetap dibenahi. Jangan kemudian menjadi permasalahan-permasalahan kecil, tapi kemudian berakibat besar,” tutur Azka (20/11).
Dirinya juga menyampaikan bahwa dalam beberapa saat kedepan, langkah pertama yang akan ia ambil adalah mengevaluasi kepengurusan EM UB tahun sebelumnya. Selain itu, Azka juga berencana menyiapkan Badan Pengurus Inti (BPI) EM UB secepatnya.(hr/nat/bob)