- Buletin Prasasti Edisi 1: Terbit
- Buletin Prasasti Edisi 2: Waktu
- Buletin Prasasti Edisi 3: Manusia
- Buletin Prasasti Edisi 4: Terimakasih
- Buletin Prasasti Edisi 5: Ekspresi
- Buletin Prasasti Edisi 6: Ego
- Buletin Prasasti Edisi 7: Berontak
- Buletin Prasasti Edisi 8: Menang
- Buletin Prasasti Edisi 9: Eksistensi
- Buletin Prasasti Edisi 10: Hipokrit
- Buletin Prasasti Edisi 11: Batas
- Buletin Prasasti Edisi 13: Perjalanan
- Buletin Prasasti Edisi 14: Semu
- Buletin Prasasti Edisi 15: Hilang
- Buletin Prasasti Edisi 16: Perayaan
- Buletin Prasasti Edisi 17: Langit
- Buletin Prasasti Edisi 18: Diam
- Buletin Prasasti Edisi 19: Etnik
- Buletin Prasasti Edisi 21 : Berpindah
- Buletin Prasasti Edisi 22 : Mati
- Buletin Prasasti Edisi 23 : Riuh
- Buletin Prasasti Edisi 24 : Pisahan
- Buletin Prasasti Edisi 25: Enigma
- Buletin Prasasti Edisi 26: Wabah
- Buletin Prasasti Edisi 27: Setara
- Buletin Prasasti Edisi 28: Rehat
- Buletin Prasasti Edisi 29: Phobia
- Buletin Prasasti Edisi 30: Reda
- Buletin Prasasti Edisi 31: Fantasmagoria
- Buletin Prasasti Edisi 32: Personifikasi
- Buletin Prasasti Edisi 33: Natural
- Buletin Prasasti Edisi 34: Nostalgia
- Buletin Prasasti Edisi 35: Perempuan
- Buletin Prasasti Edisi 36: Surealisme
2020, barangkali jadi tahun paling lelah di antara tahun-tahun sebelumnya. Matahari dan bulan bergulir serupa tapi tak pernah sama. Sejak kedatangan sebuah pandemi di hulu tahun, semua makhluk berbondong-bondong mencari jalan keselamatan. Pada perjalanannya, penat adalah realita yang menyeringai saat berkaca, secara fisik dan mental. Jangankan untuk dilakukan, memikirkan bahwa kita tak bisa lagi berpelukan bebas seperti hari kemarin saja sudah melelahkan. Jari-jari yang dahulu bebas menyentuh kasar lembut dunia terpaksa menahan gejolaknya. Paradoks, ketika tahun ini terasa bergulir cepat tapi sekaligus berjalan lambat. Tak lain adalah karena kepastian tak kunjung menjelang. Entah untuk berapa lama lagi tapi manusia dan semestanya mesti bertahan. Memaksa hidup untuk berjalan meski kenyataan tak jarang membuat harus tertatih. Rehat, itulah kata yang bisa kami haturkan di antara guliran penat. Jelang pergantian tahun, rasanya boleh sejenak kita ambil langkah istirahat. Melihat betapa jauhnya berjalan, sepanjang tahun ini, Kami, manusia-manusia yang penat kepada manusia penat lainnya, menghaturkan Buletin Prasasti bertema Rehat. Ambil langkah tak harus selalu berjalan, rehatlah!
Illustrators:
Genres:
Tags: