Lompat ke konten

Buletin Maba Tahun 2016 Edisi 3

Tiap tahun, melalui orientasi pengenalan kehidupan kampus di tataran Universitas maupun fakultas, mahasiswa baru diberi materi terkait bagaimana menjadi mahasiswa sesungguhnya. Caranya pun beragam. Dengan mengikuti organisasi, misalnya.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apakah dengan berorganisasi status mahasiswa menjadi paripurna? Mestinya tidak. Paradigma demikian justru mereduksi esensi dari berorganisasi itu sendiri, dan membuat berorganisa¬si tercerabut dari konteks sosialnya. Ia hanya sekedar menjadi proses prosedural yang populer.

Bagaimanakah kemu¬dian berorganisasi didefinisikan? Jangan-jangan, sedari awal definisi “berorganisasi” itu pun sudah layak diperdebatkan.

Kita tentu berharap dengan mengikuti organisasi, mahasiswa juga belajar untuk rendah hati. Dengan demikian, narasi yang dibuat tidak malah mendompleng status mahasiswa, memunculkan heroisme dari tiap-tiap individu kemudian menular ke kelembagaan organisasi.

Dengan berorganisasi, mestinya mahasiswa insaf bahwa apa yang dia lakukan adalah hal-hal yang benar-benar diperjuangkan, tanpa pamrih. Bekerja dalam senyap. Tanpa hingar-bingar remeh soal apa yang mereka telah kerjakan

Published:
Editors:
Illustrators:
Cover Artists:
Genres:

Buletin Maba Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

Popular Posts

Apa yang kamu cari?