Lompat ke konten

Malam di Paris

Ilustrator: Christanti Yosefa
Oleh: Agmelia Nadya Putri*

Padahal sudah kunyalakan perapian untukmu
Tapi ternyata masih tak cukup hangat
Tubuhmu kembali membeku
Pun mulutmu turut membisu

Padahal sudah kuambilkan nadiku
Agar jantungmu tetap berdebar
Tapi kau menolak
Kau bilang percuma
Sebab darah kita tak lagi sama

Padahal sudah kubelikan sepasang cincin yang menawan
Yang sudah lama kau dambakan
Tapi untuk apa?
Jari manismu tak lagi ada di hadapan

Malam ini,
Kebisingan Paris menusuk gendang telinga hingga kerongkongan

Malam ini,
Kau menjejalkan pil pahit, memaksaku menelan

Riuh tawa terasa lara
Ada yang Bahagia, ada yang sengsara
Tentu saja aku yang kedua

Sialku,
tragis di kota paling romantis

(Visited 111 times, 1 visits today)
*) Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Tahun 2020. Saat ini aktif sebagai anggota divisi PSDM LPM Perspektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?