Lompat ke konten

Negara dalam Tayangan Mundur

Ilustrator - Puri Rahayu Wilujeng
Oleh: Muhammad Gibrant Aryoseno*

Setelah mengucapkan, “Ada yang bunuh diri di sini!”

Negara menarik punggung Rakyat dan kereta tidak jadi tiba.

Pengeras suara memperingatkan untuk berada di belakang garis kuning

di peron dan semua orang serempak berjalan ke luar stasiun.

Rakyat tidak mantap pergi dan pulang ke tempat Negara biasa melakukan tugas.

Pukulan-pukulan dibatalkan dan bonyok-bonyok memudar tanpa produk kecantikan

dan gas air mata adalah peluru pendiam di tangan polisi.

Rakyat yang sebelumnya berani kini menjadi takut ketika naskah pelantikan ditutup

dan sumpah diletakkan kembali ke dalam hati.

Negara berupaya mengembalikan tangan Rakyat.

Rakyat menerima tangannya kembali.

Perayaan kemenangan dilaksanakan, tetapi suara-suara yang menghajar

satu sama lain memanjang.

Negara tidak membatasi waktu Rakyat untuk menimbang dan

menyaksikan para calon beradu gagasan.

Setelah berbagai macam huru-hara, Negara mengusir calon-calon pemimpin negeri

dan Rakyat berharap-harap cemas siapa yang bakal jadi pengganti rezim sebelumnya.

Rakyat berterima kasih kepada rezim petahana atas

10 tahun pengorbanannya.

(Visited 32 times, 1 visits today)
*) Lahir di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biasa menulis novel, cerpen, dan puisi. Karya-karyanya dapat dijumpai di beberapa media daring, seperti bacapetra.co, basabasi.co, kolonian.is, golagongkreatif.com, termasuk di laman Instagram-nya (@gibrantha). Novelnya “Machine with a Heart” adalah pemenang Wattys Indonesia 2022 kategori fiksi ilmiah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?