Setelah mengucapkan, “Ada yang bunuh diri di sini!”
Negara menarik punggung Rakyat dan kereta tidak jadi tiba.
Pengeras suara memperingatkan untuk berada di belakang garis kuning
di peron dan semua orang serempak berjalan ke luar stasiun.
Rakyat tidak mantap pergi dan pulang ke tempat Negara biasa melakukan tugas.
Pukulan-pukulan dibatalkan dan bonyok-bonyok memudar tanpa produk kecantikan
dan gas air mata adalah peluru pendiam di tangan polisi.
Rakyat yang sebelumnya berani kini menjadi takut ketika naskah pelantikan ditutup
dan sumpah diletakkan kembali ke dalam hati.
Negara berupaya mengembalikan tangan Rakyat.
Rakyat menerima tangannya kembali.
Perayaan kemenangan dilaksanakan, tetapi suara-suara yang menghajar
satu sama lain memanjang.
Negara tidak membatasi waktu Rakyat untuk menimbang dan
menyaksikan para calon beradu gagasan.
Setelah berbagai macam huru-hara, Negara mengusir calon-calon pemimpin negeri
dan Rakyat berharap-harap cemas siapa yang bakal jadi pengganti rezim sebelumnya.
Rakyat berterima kasih kepada rezim petahana atas
10 tahun pengorbanannya.