Sayap-sayap gersang menjadi serpihan arang, dibakar matahari jatuh diatas bunga dan ilalang
Kupu-kupu — yang tak pernah jelita — melonglong menangis pada matahari perihal tak lagi mampu terbang guna menyicip awan
Matahari, berdiri setinggi angkasa, sejajar dengan bintang, angkuh — enggan memandang selain binar sinarnya
Tertatih kupu-kupu bersisa badan, hendak dimakamkan diatas bunga dan ilalang. Binasanya sayap-sayap gersang menyatu dengan angin lalu terbang tak berarah
Wejangan pahit si insan yang sudah mati pun menjadi sarang baru yang sama tak pernah berharganya di mata yang bertakhta
Bersaranglah sayap-sayang gersang, mengalahlah walau sudah bersusah-susah. Bisulah atas si berada yang gemar menjajah dengan nyawa yang menjadi taruhan. Yang susah memangnya bisa apa?