Oleh: Sari Rimayanti*
Kucumbu benang warnamu, mencoba memperbaiki seluruh hidupmu
Ah, kapan semua ini selesai? Kapan kita bisa merajut memori kembali?
Engkau menyerah, kita berpisah tanpa pamit
Aku mengharapkanmu berbalik kepadaku, menjalani hidup bersama.
Oh, pelangi. Kau pergi dan entah kapan kembali
Meninggalkan sejuta kesengsaraan pada hidup.
Tertawa diatas sana dengan gembira
Sedangkan aku disini meratap penuh luka
Ingin bersama lagi, tapi kesengsaraan ini menjerat tanpa ragu
Menjerit meminta tolong pun rasanya percuma
Hanya engkau yang bisa menyelamatkanku
Kembalilah pelangiku, aku membutuhkanmu
*)Penulis merupakan mahasiswi ilmu komunikasi angkatan 2017 Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik universitas brawijaya. Saat ini aktif sebagai anggota divisi sastra lpm perspektif