Malang, PERSPEKTIF– Aksi Malang Memanggil sebagai upaya protes dan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diwarnai aksi ricuh. Beberapa kelompok massa yang terprovokasi terlibat bentrok dengan aparat keamanan pada Jumat (23/8) di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang. Akibat kejadian tersebut, belasan peserta aksi menjadi korban atas kericuhan yang terjadi.
Irgi, salah satu relawan kesehatan yang berjaga di lokasi aksi menuturkan bahwa korban yang berjatuhan berjumlah belasan orang. Rata-rata korban yang ditangani oleh tim relawan kesehatan mengalami luka ringan
“Sejauh ini (total korban, red) di angka 10-12 orang. Rata-rata luka ringan, sisanya antara sesak nafas ataupun panic attack. Korban yang dibawa ke rumah sakit ada sekitar 5 orang. Selebihnya tidak ada luka yang lebih berat daripada itu,” tutur Irgi pada (23/8).
Terkait penyebab jatuhnya korban, Irgi menjelaskan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh alasan yang beragam. Berdasarkan keterangan yang diberikan, kericuhan yang mewarnai aksi pada hari itu menjadi alasan utama jatuhnya korban
“Ada yang kepukul sama massa lain, kepukul tongkat, dan ada yang dia lompat dan jatuh lalu baret kulitnya,” tungkas Irgi.
Pada kesempatan wawancara lainnya, tim Perspektif menemukan adanya kasus terparah yang dialami oleh peserta yang menjadi korban selama aksi berlangsung. Brianna, selaku tim medis Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB) menjelaskan bahwa seorang peserta aksi menjadi korban dan harus dilakukan proses operasi akibat pergeseran posisi tulang tangan. Korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) dan saat ini ditangani oleh tim medis rumah sakit
“Buat penyebabnya katanya itu terkena lemparan botol pada saat gerbang (kantor DPRD, red) rubuh. Korban adalah laki-laki dan sudah masuk ruang rawat inap dengan jadwal operasi yang belum pasti. Data-data pasien lainnya yang dilarikan ke rumah sakit juga telah diberikan kepada tim dokter dan terus mengalami pembaharuan,” tungkas Brianna via WhatsApp pada (23/8).
Pada aksi yang digelar, terlihat banyak tim relawan kesehatan yang berjaga dan menangani peserta aksi yang menjadi korban. Berdasarkan keterangan yang didapat, tim kesehatan UB pada aksi tersebut diinisasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) dengan menggandeng relawan dari berbagai fakultas. Mereka turun dan berkontribusi langsung untuk menjadi garda terdepan dalam memberikan penanganan atas keluhan kesehatan para peserta aksi yang menjadi korban. (az/ahi)