Oleh: Reyhan F. Fajarihza
Tua di jalan
Tua di jalan
Tumpah ruah sinar mentari perlahan
Gandeng tarian debu jalanan
Pagi hari penuh riuh rendah pejalan
Berlagak memeperjuangkan pengetahuan
Berlagak mencari penghidupan
Dilibas saja cinta akan kebebasan
Menyeruak dalam hiruk pikuk yang membosankan
Aspal mampat oleh kendaraan yang bawa serta harapan
Berbiasa oleh telinga tebal kekangan
Mau sampai kapan mati-matian?
Terjerembab dalam tekanan, kesepian dalam keramaian.
Berkawan baik dengan keluhan
Memahirkan bincang kemunafikan
Merugilah, merugilah kalian
Yang hanya merasakan
Menjadi tua di jalan
Tua di jalan
Tua di jalan
PENULIS MERUPAKAN MAHASISWA PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
(Visited 164 times, 1 visits today)
Pingback: TUA DI JALAN – Reyhan Fernanda Fajarihza