Oleh : Agustina Rosianawati*
Pagi ini aku menelpon ibuku
Menceritakan apa yang baru saja terjadi padaku
Ku utarakan semuanya, satu demi satu
Ibu mendengarkan dengan seksama
Segala resah dan kesah anak semata wayangnya
Ibu tak banyak bicara saat itu
Hanya setia mendengarkan keluhku
Tapi ada petuah dari ibu
Yang selalu menancap dikepalaku
“Semangat melepas. Tak perlu lekas-lekas. Kau masih harus temukan ikhlas”
Benar sekali
Ibu itu pemilik pelukan terhangat penghapus segala lara
Tempat aku berpulang menumpahkan segala asa dan rasa
Aku belajar bagaimana mencintai paling tabah darinya
Aku belajar apa itu ketulusan juga darinya
Aku belajar bagaimana bisa terus memaafkan meski lelah darinya
Tapi aku lupa
Hatiku tak ada seujung kuku dari hatinya
Urusan mencintai, aku selalu menuntut balasan
Untuk sekedar memaafkan, aku punya limit kesabaran yang sedikit
Aku jauh dari sepertimu, Ibu
Mencoba sekuat apapun, kasihku hanya sepanjang galah
Sedang cintamu ada di setiap ku mengambil langkah
PENULIS MERUPAKAN MAHASISWI pSIKOLOGI UnIVERSITAS BRAWIJAYA ANGKATAN 2015. ANGGOTA DIVISI PSDM LPM PERSPEKTIF.