Oleh : Dinda Ayu Taufani Mahardika*
satu revolusi setara dengan sekian langkah kaki
entah di mana langkah kita kini
semua orang memiliki warna dan ritme
tidak bisa dipaksa sama
walau jalannya searah
satu rotasi setara dengan sekian pikir-rasa
entah sedalam apa mereka bermuara
hingga tak terasa di langkah
tapi meresap menjumantara
kita lupa tempat memulai, sembari bingung henti
apa yang sesungguhnya kita cari?
waktu kurang lunak ‘tuk diajak kompromi
latar terlalu keras tuk ditepis abai
jadilah kita mau tak mau terus berjalan
kadang berlari
kadang dipaku ibu bumi
apa yang nyatanya kita dapati?
sepanjang utas ini, kita bertanya di mana pulang
barangkali pulangku sesederhana hujan
tapi akankah semua orang bisa pulang?
sedangkan kita jumpa mereka yang karena berbeda ‘terbuang’
karena stigma dilipat sejarah tuan
karena uang digusur demi kejayaan golongan
karena kesenjangan dibungkam dan tidak dimanusiakan
seperti kita, mereka juga sedang berjalan
adakah pulang untuk mereka?
seperti kita, mereka juga berjuang
di jalan … tanpa peta … setidaknya masih berkawan
diatama
Pasuruan, 11 Agustus 2018, 23.49 WIB
PENULIS MERUpakan mahasiswa aktif politeknik negeri malang