Oleh: Shavia Azharra*
Di balik dinding berwarna putih
Ia duduk seorang diri
Menggigil, ia peluk erat lututnya
Melawan dinginnya sepi
Hanya hembusan napas terdengar
Kokohkan dinding berwarna putih
Di balik dinding berwarna putih
Ia tertunduk seorang diri
Rasakan keramaian mengitari
Penuh harap, ia berbisik,
“Seseorang akan datang”
Menariknya keluar, membawanya pergi
Namun, kesendirian menahannya
Mengurungnya tetap tinggal
Biarkan luka lama,
Membesar di ruang sempit
Biarkan luka baru,
Bermunculan tak terhitung
Tak tahan, ia menangis
Menangis menjadi-jadi
Menangis dalam sunyi
Menangis seorang diri,
Di balik dinding berwarna putih.
Tentang Penulis: Penulis adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi UB 2015. Saai ini ia aktif menjadi bagian dalam LPM Perspektif.
(Visited 209 times, 1 visits today)