Malang, PERSPEKTIF – Earth Hour merupakan salah satu kampanye global, berupa mematikan listrik selama satu jam yang dilaksanakan di beberapa kota di seluruh dunia, termasuk 32 kota di Indonesia. Di Kota Malang, kampanye ini dilakukan bertempat di Balai Kota Malang dan Universitas Brawijaya (UB). Earth Hour di UB sendiri dilaksanakan oleh Kementrian Sosial Masyarakat (SOSMA) Eksekutif Mahasiswa (EM) UB, Sabtu (19/3) malam pukul 18.00 WIB.
Kegiatan yang berlokasi dibundaran UB itu dibuka dengan sambutan dari ketua pelaksana Irvaldi Rana Saputra. Dalam sambutannya, Irvaldi menyatakan UB dipilih sebagai tempat dilaksanakannya Earth Hour, karena dinilai sebagai salah satu landmark kota Malang.
Selain Irvaldi, Menteri SOSMA, Yeremia Christon Napitupulu turut memberikan sambutannya. Mahasiswa FakultasI lmu Administrasi (FIA) 2013 itu menyatakan harapannya, terkait dengan tema yang diusung UB di tahun 2016 ini, ‘Transformasi Gaya Hidup Peduli Lingkungan’. “Harapannya, teman-teman disini bukan hanya sekedar mengikuti agenda yang ada lalu pulang tanpa membawa hasil apapun, tapi, teman-teman disini diharapkan mampu membawa sebuah perubahan dari yang terkecil,” ujar Yeremia. Senada dengan Yeremia, Ketua EM UB, Muhammad Zahid Abdurrahman juga menyatakan harapan yang sama terkait ouput yang bisa diperoleh dari acara ini.
Acara dilanjutkan dengan diskusi tema, dengan moderator Rika, mahasiswi Fakultas Kedokteran UB, dan dua narasumber, Angga Pratama mahasiswa teknik lingkungan 2012 sebagai perwakilan dari Earth Hour Malang, dan Ahmad Nizar, perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIA 2015. Diskusi ini menjelaskan tentang keharusan masyarakat dalam merubah gaya hidup terkait dengan kondisi lingkungan di bumi saat ini. Diskusi ditutup dengan sesi tanya-jawab antara narasumber dengan peserta acara.
Pada pukul 20.32 WIB beberapa lampu di sekitar bundaran UB mulai dipadamkan. Pemadaman itu dimeriahkan oleh musikalisasi puisi dan beberapa pertunjukan akustik dari pengisi acara. Sayangnya, tidak semua lampu di UB padam dan hal ini disesalkan oleh Irvaldi. “Untuk pemadaman sendiri, ada kendala yang kurang memuaskan. Kita tidak bisa mematikan full semua lampu di UB, karena adanya pertimbangan, seperti keamanan dan ada beberapa fakultas yang sedang mengadakan praktikum,” sesalnya.
Namun, meskipun begitu mahasiswa FIA 2015 itu mengaku senang dengan antusiasme mahasiswa Brawijaya yang hadir dalam acara ini. Ia juga berharap acara ini tidak sekedar menjadi selebrasi semata.
“Harapannya, acara ini dapat menjadi sebuah aksi awal, aksi nyata, bagaimana kita harus melakukan penghematan energi listrik,” tambahnya. (shv/elk)