Oleh : Ahmad Nabihal Falih*
Ku bercerita pada siapa
Tentang sebuah realita
Ku berguru pada siapa
Untuk menghapus dusta
Ku teriakan pada siapa
Jeritan seluruh luka
Ku lihat senja masih rajinnya
Mengikuti dinamika
Kapan ia datang lalu menghilang
Teduh sekali
Layaknya ujung daun yang berayun-ayun
Mengikuti pelukan semilir angin
Menyeka mataku tetap terbuka
Mengamati dengan seksama
Bagaikan dawai menghasilkan nada
Mendenyutkan nadi dalam buaiannya
Telah ku ceritakan sebuah realita
Bahwa aku berguru untuk menebus dusta
Tanpa perlu berteriak, karena luka itu ternyata hanya sebuah bias
Bias dari realita
*Penulis adalah Mahasiswa yang pernah menempuh S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya.
(Visited 184 times, 1 visits today)