Malang, PERSPEKTIF — Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kembali mengeluhkan terbatasnya fasilitas penunjang, utamanya akses ke jurnal akademik internasional yang mereka butuhkan untuk riset dan tugas akademik. Meskipun UB mengklaim telah berlangganan berbagai database jurnal, banyak mahasiswa tetap mengalami kesulitan dalam mengakses sumber-sumber ilmiah tersebut.
Rahel, mahasiswa Sosiologi angkatan 2021, mengaku mengalami kesulitan karena banyak jurnal internasional yang tertutup di balik sistem berlangganan berbayar. Bahkan ketika mencoba mengaksesnya dengan akun UB, ia tetap tidak bisa mendapatkan akses yang dibutuhkan.
“Tapi ternyata ketika saya coba akses itu, banyak jurnal yang tertutup dan berbayar. Alhasil ya, nggak bisa mengaksesnya, pakai akun dari UB juga nggak bisa,” jelas Rahel (12/03).
Keluhan serupa disampaikan Delphie Pradana, mahasiswa Ilmu Pemerintahan angkatan 2022. Ia mengaku harus mencari cara alternatif dengan meminta bantuan teman-temannya di kampus lain agar bisa membuka akses jurnal.
“Kalau caraku, aku kumpulin dulu beberapa link jurnalnya terus aku minta bantuan temanku yang kuliah di Universitas Gajah Mada, atau Universitas Airlangga, atau Universitas Diponegoro, untuk membukakan aksesnya,” tutur Delphie (14/03).
Fatati Fasya, mahasiswa Kedokteran angkatan 2024, mempertanyakan komitmen UB dalam menyediakan fasilitas akademik yang layak. Menurutnya, kampus seharusnya tidak hanya memastikan akses jurnal internasional tersedia, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk terbiasa menggunakan sumber akademik berkualitas.
“Udah bayar (UKT, red.) mahal, tapi fasilitas minim. Kalau research, jurnal ada, didanai, nanti nama Indonesia juga ikutan bagus,” tegas Fatati (14/03).
Menanggapi hal ini, Wakil Rektor I Bidang Akademik UB, Imam Santoso, menyatakan dalam keterangan tertulis bahwa UB telah berlangganan berbagai situs jurnal internasional. Beberapa di antaranya adalah ProQuest, EBSCOhost, ScienceDirect, SpringerLink, Taylor & Francis, dan Cambridge.
“UB berkomitmen untuk melanggan jurnal dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Sains dan Teknologi (saintek) serta Sosial dan Humaniora (soshum), berdasarkan kebutuhan masing-masing fakultas dan program studi,” tulis Imam (19/03).
Perpustakaan UB, yang bertanggung jawab dalam pengelolaan akses jurnal, juga menyampaikan hal serupa. Mereka menegaskan bahwa pemilihan jurnal berlangganan telah diserahkan kepada masing-masing fakultas dan program studi sesuai kebutuhan akademik. Namun, mekanisme ini justru memunculkan pertanyaan mengenai efektivitas distribusi dan pemanfaatannya, mengingat keluhan mahasiswa terus bermunculan.
(est/hn/cvl/hr)