Lompat ke konten

Debu Retorika di Alun-Alun Demokrasi

Oleh: Ray Nanda Zahra*

Tibalah kita di alun-alun demokrasi
Pesta politik bergelora, diiringi bansos sana-sini
Berkumpul para pemain, penuh senyuman manis
Namun di belakang layar, intrik berputar begitu sadis


Janji-janji menggiurkan meluncur dari bibir calon penguasa
Namun apakah itu benar, atau hanya debu retorika?


Di atas panggung, debat sengit bergulir
Namun terkadang, kata-kata terdengar bagaikan alunan melodi yang usang
Calon berlomba-lomba membuat rakyat terpesona
Namun di benak rakyat, masihkah ada bintang harapan yang bisa dipercaya?


Media ramai meliput setiap langkah
Namun kebenaran terkadang tereduksi oleh redaksi
Pantulan sorot kamera menyamari panggung
Namun ada yang tersembunyi di balik ekspresi


Rakyat mencerna janji-janji di atas mimbar
Memilah-milih manakah satu yang rasanya tak hambar
Mahasiswa gelisah, cawe-cawe tokoh utama rasanya tak etis
Civitas mengambil sikap, mengembalikan marwah demokrasi yang mulai terkikis


Pesta demokrasi, hiruk pikuk dan keriuhan
Sindiran mengalir, di tiap sudut tawa yang terdengar
Debat sana-sini tak ada yang menyampaikan substansi
Rakyat dipertontonkan dialog berisi teka-teki


Pesta demokrasi, layaknya drama panggung
Penuh intrik dan tipu daya yang tersembunyi
Rakyat terlena, penguasa melenggangkan aksinya
Rakyat tertipu pesona sederhana sang raja

(Visited 134 times, 1 visits today)
*) Penulis adalah mahasiswi jurusan Hubungan Internasional FISIP UB dan staf tetap di divisi redaksi LPM Perspektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?