Lompat ke konten

Perkara MMD dan Catatan Ambisi Rektor Baru UB

Poster MMD 1000 desa Universitas Brawijaya (PERSPEKTIF/Romi)

Belum juga berpuas diri dengan berbagai macam narasi jargonistik “serba seribu” layaknya 1000 Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) sampai 1000 Mahasiswa Wirausaha – yang kualitasnya saja masih dipertanyakan, Universitas Brawijaya (UB) pada tahun 2023 ini meluncurkan sebuah program baru bernama Mahasiswa Membangun 1000 Desa (MMD) yang akan dilaksanakan pada akhir bulan Juni sampai Agustus 2023. Program baru ini terlihat begitu ambisius dengan UB yang mematok target 1000 desa di 30 kabupaten Provinsi Jawa Timur. Dalih pengejawantahan poin Pengabdian Masyarakat yang merupakan salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi landasan program ini. Namun, belum juga tugas mulia tersebut dilaksanakan, mahasiswa UB sendiri sudah diberondong berbagai macam problematika di tengah kebijakan yang masih ambigu.

Polemik dimulai dari pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) yang simpang-siur statusnya dalam program MMD. Sosialisasi dan pengarahan terhadap pihak fakultas yang terlihat tidak jelas hingga menimbulkan kerancuan kebijakan. Hingga masalah pendanaan dan jaminan kesejahteraan mahasiswa yang sama sekali luput dilihat oleh kampus sebelum adanya berbagai protes dari pihak mahasiswa. Hal-hal tersebut tak lepas dari pihak rektorat sebagai penyelenggara yang hanya mengejar angka-angka fantastis dan propaganda citra tanpa mempersiapkan sebuah kebijakan secara matang-matang. Beragam benang kusut ini juga menjerat mahasiswa FISIP hingga melakukan aksi menuntut sebuah kejelasan dari labilnya kebijakan ini, baca selengkapnya https://lpmperspektif.com/2023/06/13/napak-tilas-labilnya-kebijakan-konversi-mmd/

Di bawah naungan Widodo selaku Rektor Universitas Brawijaya yang baru, masih teringat tagline kampanye-nya saat pencalonan yaitu, “Go Collaboration for Go Globalization” yang ingin menjadikan UB sebagai kampus berskala internasional. Ambisi rektor tersebut seharusnya dilakukan dari akar rumput dengan mempersiapkan arus yang kuat agar tak dapat terombang-ambing yang akhir muaranya menjadikan mahasiswa sebagai korban.  Catatan kecil untuk Widodo dalam https://lpmperspektif.com/2022/06/28/catatan-kecil-untuk-rektor-baru/ setidaknya dapat diintip kembali guna menjadi pengingat agar benar-benar menjadikan UB sebagai kampus berskala internasional tanpa perlu menjadikan mahasiswa sebagai mesin dalam ambisi tersebut.

(Visited 215 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?