Malang, PERSPEKTIF – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2021 belum juga menerima Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di akhir semester ganjil tahun 2022 ini. Padahal, mahasiswa angkatan 2021 akan genap dua tahun berkuliah. Hal tersebut akhirnya menimbulkan keluhan dari mahasiswa terkait bukti identitasnya sebagai sivitas akademika UB dan permasalahan akses terhadap sarana kampus yang menggunakan KTM sebagai syaratnya.
Heri Prawoto, Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB mengatakan terhambatnya pengadaan KTM untuk angkatan 2021 disebabkan oleh kendala kerjasama dengan pihak bank.
“Pengadaan yang sebelumnya bekerjasama dengan bank tertentu ternyata tidak sanggup memberikan kartu (KTM, red) yang kita pesan. Maka di awal tahun 2022 kita ajukan kembali ke bank dan sudah dapat mengirimkan bahan. Tapi ternyata perlu waktu yang cukup lama karena masih kekurangan bahan untuk mahasiswa strata satu dan pascasarjana yang masih membutuhkan sekitar 6 ribu kartu,” jelasnya (25/11).
Lebih lanjut, Heri menyatakan kesediaan bahan KTM ini baru dapat diinformasikan pada bulan Desember. Nantinya, KTM yang sudah jadi akan didistribusikan ke masing-masing fakultas.
“Masih proses cetak formulir KTM setelah bahan baku tersedia. Apabila sudah siap ambil, akan disampaikan ke petugas fakultas untuk distribusikan di masing-masing fakultasnya,” imbuh Heri.
Menanggapi hal ini, Fadhlurrahman Irsyad, mahasiswa Fakultas Peternakan (FP) 2021 mengatakan permasalahan pengadaan KTM ini penting untuk segera diselesaikan. Menurutnya, KTM merupakan bentuk identitas yang seharusnya dimiliki setiap mahasiswa.
“Patut dipertanyakan itu (kejelasan pengadaan KTM, red). Seharusnya setiap mahasiswa memiliki Kartu Tanda Mahasiswa untuk membuktikan bahwa benar status kita di instansi ini (UB, red),” ujarnya (18/11).
Selaras dengan Irsyad, Matheo Kumara, mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB 2021 mengatakan masalah pengadaan KTM penting untuk segera diselesaikan, mengingat banyak hal di kampus yang menggunakan KTM sebagai syaratnya.
“Sesederhana pinjam kunci sekretariat atau pinjam sarana dan prasarana kampus itu harus menggunakan KTM sebagai syarat. Sementara itu, aku juga sudah semester tiga dan sampai sekarang tidak ada kejelasan soal KTM dan belum ada sosialisasi lebih lanjut,” jelasnya (18/11). (gh/fy/los)