Lompat ke konten

Bombshell, Menguak Skandal di Balik Kamera

Oleh: Clarence Natazya Subandi*

Judul : Bombshell

Durasi : 109 menit

Distributor : Lionsgate

Tanggal Rilis : 13 Desember 2019 (Amerika Serikat) Sutradara : Jay Roach

Produser : Jay Roach, Aaron L. Gilbert, Robert Graf, Michelle Graham, Charles Randolph, Margaret Riley, Charlize Theron, A. J. Dix, Beth Kono

Penulis Skenario : Charles Randolph

Pemeran : Charlize Theron, Nicole Kidman, Margot Robbie, John Lithgow, Kate McKinnon, Connie Britton, Malcolm McDowell, Allison Janney

Bombshell merupakan salah satu film yang paling ditunggu pada akhir tahun 2019. Diangkat dari skandal dan peristiwa nyata yang terjadi dibalik layar Fox News. Dikenal sebagai media yang condong ke partai republikan di Amerika Serikat, film garapan Jay Roach ini menarik perhatian terutama bagi warga Amerika Serikat yang pada saat itu sedang menyambut pemilihan umum presiden tahun 2020 dengan salah satu calonnya yakni Donald Trump, perwakilan dari Partai Republikan. Film ini menceritakan lingkungan kerja di dalam Fox News dan berfokus pada tiga tokoh utama, yakni Megyn Kelly (Charlize Theron), Gretchen Carlson (Nicole Kidman), dan tokoh fiksi yang diambil dari gabungan karakter asli, Kayla Pospisil (Margot Robbie). Ketiga tokoh tersebut memiliki kesamaan yakni mengalami pengalaman tidak mengenakkan dengan salah satu petinggi Fox News, Roger Ailes (John Lithgow).

Perlakuan Seksis di Lingkungan Kerja

Pada 2016, Megyn yang merupakan seorang jurnalis Fox News dan komentator politik ditugaskan untuk menjadi moderator dalam debat kepresidenan dalam Partai Republikan. Terlepas dari tentangan yang ia dapat dari rekan-rekannya, Megyn bertekad untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Donald Trump terutama mengenai komentar dan perilaku seksis yang dilakukannya. Namun, harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Pada hari itu, kondisi kesehatan Megyn memburuk yang membuat kegiatannya harus tersendat. Hal itu menjadi sasaran empuk bagi Trump untuk semakin merendahkan wanita dalam laman media sosialnya. Trump bahkan menghasut pengikutnya di Twitter untuk mencemooh Megyn. Hal ini membuat kehidupan Megyn berputar, bukannya ia melaporkan hasil debat, hari itu segala fokus malah berpindah padanya. Efek dari kejadian tersebut ternyata merambat ke kehidupan pribadinya dimana kehidupan keluarga Megyn juga diusik. Pihak Fox News kemudian mengambil langkah dengan memperketat keamanan, namun mereka menolak untuk menentang Trump.

Lain kejadian, Gretchen merupakan salah satu reporter ternama Fox News dan menjadi co-host dalam acara “Fox and Friends” yang merupakan salah satu program unggulan Fox News. Tanpa alasan yang jelas, ia tiba-tiba dipindahkan ke acara yang kurang bergengsi dan tidak memiliki banyak peminat. Sebelumnya, ia sudah seringkali mengalami perlakuan seksis terutama saat siaran langsung. Di lain hari, Gretchen melakukan gerakan “no makeup day” dalam siarannya pada Program Bill O’Reilly sebagai bentuk dukungannya kepada wanita Namun, respon yang ia dapat tidak sesuai ekspektasi dimana Roger menyerbu studio siaran dan mengejek penampilannya.

Pelecehan Seksual Tidak Memandang Siapa dan Dimana

Sedangkan Kayla, merupakan seseorang yang baru bekerja di Fox News dan memiliki posisi di bawah Gretchen dalam acara Bill O’Reilly. Ia kemudian mendapat panggilan ke kantor Roger dengan harapan mendapatkan promosi dalam program milik Bill O’Reilly. Namun, Roger malah menyuruhnya untuk menaikkan gaunnya dan meminta Kayla berpenampilan “lebih terbuka” untuk pantas mendapatkan promosi dan posisi dalam program on-air.

Gretchen yang sudah memuncak kekesalannya, akhirnya berusaha untuk mengungkap skandal yang dilakukan oleh Roger. Namun dengan keterbatasan bukti yang ia punya, ia berusaha mengumpulkan bukti dari korban-korban Roger, Bill O’Reilly dan petinggi lainnya. Gretchen kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian hingga terkumpul sebanyak 23 korban, termasuk Megyn dan Kayla. Dengan semua bukti dan kesaksian yang telah dikumpulkan,

Roger dan pihaknya tidak lagi bisa mengelak. Roger akhirnya dicabut posisinya dari kursi direktur Fox News sebelum meninggal pada tahun 2017.

Dalam film ini, yang menjadi perhatian adalah bagaimana budaya patriarki masih sangat dominan, bagaimana wanita masih sering mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, bahkan di dalam lingkungan profesional. Namun, disini dapat dilihat bahwa korban juga berhak untuk didengarkan suaranya dan mendapat keadilan Meskipun langkah yang dilalui Gretchen bisa dibilang cukup sulit, ia pada akhirnya berhasil untuk mendapatkan keadilan yang ia dan korban lain pantas dapatkan.

Film ini dikemas secara apik dengan memberikan beberapa sudut pandang dari tokoh-tokoh yang ada. Alur yang runtut dan padat juga membuat pesan yang ingin disampaikan film ini tersaji dengan jelas. Tokoh Gretchen yang digambarkan sebagai sosok yang gigih menyingkirkan stigma bahwa korban (terutama wanita) merupakan pihak yang tidak berdaya. Disini ditunjukkan “sisi gelap” dari dunia profesional yang selama ini kita lihat sebagai tempat yang aman dan jauh dari isu seksual. Sehingga, dari film ini, dapat dilihat banyak pelajaran-pelajaran penting terutama tentang kontradiksi antara etika dan kenyataan yang terjadi dalam dunia pekerjaan.

(Visited 201 times, 1 visits today)
*) Penulis merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Saat ini aktif sebagai staff magang di divisi PSDM LPM Perspektif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?