Oleh: Edeliya Relanika*
negeriku baru saja memperoleh sinyal:
sejak sebulan ini,
ketika ruang raya desa mulai padat sinyal karya
lebihnya, pak kades sulap aula perpustakaan desa
penuh dengan komputer—yang dapat kami gunakan, gratis!
negeriku baru saja bangun tidur:
saat Rifan temukan bendera Indonesia terkubur
kainnya sobek setengah badan
tertimbun tanah pekuburan sampah
yang kini sudah overload muatan tanahnya
ingin muntahkan kaleng, sampah plastik, hingga rongsokan tank perang!
tapi negeriku baru saja kena trauma:
saat serak-serak Hayina
hanya sebatas tata utas provokatif di Twitter
lidah; perantara suara aslinya tlah dicabut
lidahnya dipotong—dijadikannya lap penjilat noda:
bernama reputasi buruk!
Edeliya Relanika Purwandi. Mahasiswa tahun ketiga yang sedang menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Brawijaya. Telah menulis beberapa karya yang dimuat di media daring seperti Republika Online, UAPM Inovasi, dan Gubuk Tulis. Pernah tergabung dalam sejumlah proyek kepenulisan cerita pendek dan puisi. Portofolio karyanya yang berjudul “Antroposen” dapat dinikmati di Gramedia Writing Project (https://gwp.id/story/120686/antroposen). Nomor ponsel yang dapat dihubungi adalah: +6285749483700 (WA).