Malang, PERSPEKTIF– Sidang pleno tertutup senat Universitas Brawijaya (UB) berlangsung Kamis (8/3), di Gedung Widyaloka. Dalam sidang tersebut dilaksanakan penyaringan bakal calon rektor dari empat menjadi tiga.
Sidang pleno tersebut hanya dihadiri oleh anggota senat. Dari 170 anggota, hanya 161 yang memberi suara dan sah. Tiga bakal calon rektor yang lolos tahap penyaringan yaitu Mohammad Bisri, Nuhfil Hanani, dan Osfar Sjofjan. Sedangkan Tjahyo Suprayogo gugur, karena mendapat suara terendah yaitu satu suara.
“Jadi yang pertama pak Bisri, kedua pak Nuhfil. Suara yang diperoleh sama 77 suara, yang ketiga pak Osfar, beliau dapat enam suara. Sehingga dari empat bakal calon kemarin yang tersaring jadi tiga itu,” jelas Ariffin, Ketua Senat UB.
Setelah proses pemungutan suara selesai, kemudian didapatkan tiga nama calon rektor UB periode 2018 sampai 2022. Selanjutnya akan ada pengajuan berkas dari setiap calon rektor terpilih kepada Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek).
“Tiga calon rektor mulai besok akan kami siapkan dokumen-dokumen pendukung untuk dilaporkan ke menteri. Karena memang senat itu ditugasi oleh menteri untuk menjaring ,” ungkap Ariffin.
“Insya Allah ini tadi kita masih minta waktu untuk ketemu menteri. Kita agenda kan Senin tanggal 19,” tambahnya.
Menanggapi tiga calon rektor yang lolos tahap penyaringan semuanya berasal UB, mendapat tanggapan positif dari mahasiwa.
“Ya menurutku dari UB aja sih, soalnya yang tahu seluk-beluk UB itu kayak gimana,” komentar Ubaid Faurizal, mahasiswai Ilmu Komunikasi UB.
Tanggapan senada juga diungkapkan Ananda Triana, mahasiswa Ilmu Komunikasi UB.
“Kalo masalah dari UB semua, kalau menurut aku sebaiknya yang pemimpinnya itu mereka yang dari UB sendiri gitu loh. Jadi kayak biar, karena mereka juga udah tau sebelum-sebelumnya UB kayak gimana,” ungkapnya.
Untuk perkiraan pemilihan calon rektor Ariffin mengungkapkan akan dilaksanakan pada tanggal 18 April.
“Ya itu rencana kita akan minta ke menteri, karena ada hak suaranya menteri. Jadi kita akan mencoba menyesuaikan agendanya menteri. Tapi sebetulnya kita sudah minta tanggal 18 April untuk mengagendakan acara di UB,” tutup Ariffin. (ptr/rkd/wur)