Malang, PERSPEKTIF – Sosialisasi Tahap 2 Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) dan sesi tanya jawab mengenai Brawijaya-Vote (B-Vote) dilaksanakan pada (20/11). Rencana awal kegiatan tersebut akan dijadwalkan pada (16/11), namun mengalami penundaan.
Andi Anggara, Staff Acara PEMIRA UB 2017, mengatakan bahwa, penundaan disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara pihak panitia PEMIRA UB dengan bagian Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) UB sebagai tim yang mendesain sistem B-Vote.
PEMIRA UB 2017 kali ini hadir dengan mekanisme pemungutan suara yang baru, sebelumnya memakai sistem Elektronic-Vote (E-Vote), maka untuk tahun ini memakai sistem B-Vote, hal itu dikarenakan PEMIRA UB 2017 ingin menggelar pemilihan secara serentak, bersamaan dengan rangkaian PEMIRA yang diadakan di tiap-tiap Fakultas.
Samsul, perwakilan tim TIK UB mengungkapkan, perbedaan sistem E-Vote dengan sistem B-Vote pada tahun ini adalah sinkronisasi dengan pihak panitia pemilihan mahasiswa masing-masing fakultas dalam satu waktu dan dalam satu aplikasi.
Samsul menambahkan, sistem B-Vote ini hanya akan diterapkan pada dua fakultas saja tahun ini yaitu Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hal itu dikarenakan keterbatasan waktu serta sarana dan prasarana. Sehingga hanya dua Fakultas saja yang menyanggupi permintaan rektorat tersebut.
“Harapannya nanti untuk DPM terpilih 2018 bisa membangun komunikasi lebih awal terkait PEMIRA dan Pemilihan Wakil Mahasiswa (Fakultas) dibarengkan disatu aplikasi diwaktu yang sama” jelas Samsul yang juga merupakan dosen Fakultas Teknik UB.
Andi juga menyayangkan sedikitnya tamu yang datang, dari 100 undangan yang ditargetkan, hadir hanya 40 undangan saja. “Kita undang itu seratus lebih orang, bahkan termasuk dengan Wakil Dekan 3 yang sebenarnya WD 3 itu berperan penting dalam pelaksanaan PEMIRA di setiap fakultas-fakultas dan tidak ada yang hadir sama sekali,” jelas Andi Aggara
(mth/faa/lta)
