Oleh:
Rani Dewi Anjani*
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Tanggal 28 Oktober 1928. Ketiga ayat diatas pertama kali dikumandangkan. Ayat – ayat yang merupakan hasil dari kongres pemuda II ini berisi tentang sumpah para pemuda akan bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yakni Indonesia. Situasi Indonesia yang pada saat itu masih dalam jajahan kolonialisme Belanda mendorong para pemuda untuk mengadakan Kongreas Pemuda II. Hingga kemudian lahirlah tiga ayat diatas. Dalam tekanan Penjajahan para pemuda saat itu berikrar dengan diiringi lagu Indonesia Raya yang kemudian menjadi lagu kebangsaan kita. Peristiwa bersejarah ini merupakan bentuk perjuangan dari para pemuda dalam memperjuangkan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Hingga kemudian peristiwa ini diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Tanggal 28 Oktober 2014. 86 tahun kita memperingati hari Sumpah Pemuda. Tak ada lagi penjajahan bangsa lain yang perlu kita singkirkan. Indonesia pun telah berdaulat. Sebagai pemuda, hari Sumpah Pemuda tinggal kita peringati dengan ikrar pengambilan sumpah ketiga ayat diatas. Namun benarkah tak perlu lagi ada perjuangan?
Memang Sumpah Pemuda selalu mengingatkan kita pada ketiga ayat diatas. Tapi kini ketiga ayat tersebut tak lagi sekedar tiga kalimat untuk disumpahkan. Terdapat banyak makna dan jauh lebih banyak sumpah di balik ketiga ayat tersebut. Sumpah akan keberadaanya sebagai pemuda terhadap bangsa, Sumpah sebagai generasi penerus bangsa, generasi yang memajukan dan membuat bangsa ini lebih baik.
*Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi 2013, anggota LPM Perspektif
(Visited 87 times, 1 visits today)