Lompat ke konten

Presiden EM UB Sangkal Dugaan Penganiayaan: Hanya Bentuk Self-Defense

Wawancara Presiden EM UB, Satria Naufal Setelah Pemanggilan oleh DPM UB (PERSPEKTIF/Labib)

Malang, PERSPEKTIF–Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB), Satria Naufal, kembali dipanggil oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UB pada Rabu (19/06) di Sekretariat DPM UB untuk memberikan keterangan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya. Pada pemanggilan kedua ini, Satria menyampaikan bahwa karena proses penyidikan oleh kepolisian belum selesai, dirinya belum bisa memberikan keterangan secara lengkap. 

Berdasarkan berita acara yang dirilis oleh DPM UB pada hari Jumat (21/06), Satria tidak membenarkan tuduhan penganiayaan dan mengaku bahwa hal yang ia lakukan adalah bentuk self-defense atau pertahanan diri. Lebih lanjut, ia menyerahkan kepada kepolisian untuk memberi keterangan lebih lanjut. 

“Mohon pengertiannya kepada teman-teman karena untuk menghargai proses yang ada. Karena bagi saya berbicara iya dan tidak, tidak menjawab pada kasus ini. Yang bisa menjawab adalah pihak yang berwenang,” ujarnya  saat diwawancarai setelah forum pemanggilan (19/06). 

DPM UB juga menyarankan Satria untuk menonaktifkan diri secara sementara dari jabatan Presiden EM UB selama kasus ini belum menemui titik terang, namun Satria berpendapat berbeda. Ia menyatakan bahwa akan tetap menjabat dan keputusan ada di DPM UB. 

“Tentang itu, sebetulnya bisa diomongin dengan DPM saja. Karena pribadi saya menjalani proses ini akan ada keputusan di internal EM. Dan sampai saat ini masih menjadi presiden EM UB dan secara fungsional saya akan mencoba mengurangi post (di media sosial, red) terlebih dahulu dan mengalokasikan jobdesk yang ada di internal,” jelasnya. 

Terkait ketidakhadirannya di pemanggilan pertama, Satria mengaku dirinya tidak bisa datang karena banyaknya intimidasi yang diterima. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya sudah menggandeng kuasa hukum untuk mencari akun-akun yang menyebarkan fitnah dan intimidasi. 

“Kos saya di gedor-gedor pagarnya, banyak DM (direct message media sosial, red) ancaman yang melibatkan orangtua saya, pribadi saya. Dan saya sesalkan karena saya masih terduga dan masih banyak yang perlu diselesaikan dan saya luruskan juga saya bela,” pungkasnya. 

Satria sendiri baru akan menjalani penyidikan pihak kepolisian pada Jumat (21/06). Polisi juga berencana menghadirkan empat saksi kunci atas dugaan penganiayaan yang terjadi pada Kamis (13/06) dini hari. (cns/bob)

(Visited 476 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?