Malang, PERSPEKTIF – Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) Universitas Brawijaya (UB), Satria Naufal Putra Ansar, absen dari pemanggilan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UB pada Minggu (16/06). Pemanggilan ini dilakukan terkait dugaan pemukulan yang melibatkan Satria Naufal di Pro Bet Store pada Kamis (13/04), sekitar pukul 04.00 WIB.
Ketua DPM UB, Muhammad Al-Qodri Revanda, menjelaskan bahwa pemanggilan terhadap Satria Naufal dilakukan untuk memperjelas dugaan pemukulan yang terjadi karena kronologi kejadian tersebut masih belum jelas. Namun, sayangnya Satria Naufal tidak menghadiri pemanggilan ini.
“Kebetulan di jam 14.15 WIB tadi, dari sekretaris beliau itu memberikan surat balasan yang berisikan beliau tidak bisa hadir hari ini, dikarenakan banyak tekanan dan ada mendapatkan ancaman,” terangnya (16/6).
Meskipun pemanggilan ini sekaligus untuk memberikan tanggung jawab publik, Revanda menyebutkan bahwa pemanggilan ini akan dilakukan secara tertutup. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa DPM menggunakan hak interpelasi untuk menanyakan kronologi kejadian dugaan pemukulan yang melibatkan Presiden EM UB tersebut.
“Sebenarnya, kita menggunakan hak interpelasi kita yaitu dengan menanyakan kronologinya bagaimana, karena kita berhak menanyakan itu. agar seluruh UB tuh jelas. Apalagi ini Pres EM kita,” ujarnya.
Revanda menjelaskan bahwa pihaknya akan tetap menilai kasus dari dua arah. Ia menyatakan bahwa pihak DPM ingin menangani kasus ini secara profesional, santai, dan adil, sehingga masyarakat puas dengan hasil akhirnya.
“Tetap kawal kasus ini sampai tuntas, jangan sampai setengah jalan, perkembangan kasus ini dinamis, bisa aja yang jadi terduga pelaku, nantinya jadi korban, dan lain sebagainya. karena kita juga nggak tahu nih kronologinya bagaimana,” ujarnya.
Sementara itu, Satria Naufal belum memberikan pernyataan resmi terkait absensinya maupun tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Hingga berita ini diturunkan, belum ada statement apapun dari pihak terduga semenjak surat balasan diberikan kepada DPM. (nka/cns)