MALANG, PERSPEKTIF – Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas (PK2MU) Universitas Brawijaya 2019 nampak berbeda pada Selasa (13/8). Para mahasiswa baru terlihat tidak mengenakan jas beserta topi almamater. Hal tersebut terjadi karena adanya keterlambatan produksi dan distribusi dari pihak konveksi.
Gugus Irianto selaku Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan (WR II) meminta maaf atas keterlambatan tersebut. Menurut dia proses produksi seharusnya dimulai sejak Januari. Namun pihak konveksi baru mulai proses produksi bulan Maret. ”Keterlambatan ini menjadi evaluasi penting untuk pengadaan jas dan topi almamater kedepannya, ” ungkap Gugus.
Gugus mengatakan bahwa telah melayangkan Surat Peringatan (SP 1) ke pihak konveksi yang berada di Kecamatan Mergan, Kota Malang. Sebab keterlambatan ini telah merugikan para mahasiswa baru yang tidak memperoleh atribut almamater ketika mengikuti kegiatan PKKMU. ”SP 1 sudah kami keluarkan. Agar jas dan topi bisa secepatnya dikirim, ” kata Guru Besar Prodi Akuntasi itu .
Gugus beserta jajarannya dan Eksekutif Mahasiswa (EM) mengaku terus memantau proses produksi jaket dan topi almamater. Hal tersebut demi mempercepat pengiriman dan pembagian atribut almamater kepada mahasiswa baru. ”Jas dan topi almamater akan dibagikan akhir September lengkap dengan kaos dan jaket, ” ungkapnya.
Laily, salah satu mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) mengatakan telah mengetahui jika pembagian jas dan topi dilakukan akhir September. Meskipun tidak terlalu mempermasalahkan, ia tetap merasa ada yang mengganjal dari kegiatan PK2MU. ”Masih, ada yang kurang gitu,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Faras Arif Aldi Rumi, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Menurut dia pembagian jas dan topi almamater memang memang dilakukan akhir September. ”Pembagian jas dan topi molor. Seharusnya kita memperoleh jas dan topi ketika PK2MU, ” ungkapnya. (mim/far/dip)
Pingback: Titik Terang Jas Almamater UM 2019 | SIAR