Malang, PERSPEKTIF – Sejak beroperasi pada (26/2) lalu mobil difabel milik Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Universitas Brawijaya (UB) masih memiliki beberapa masalah. Masalahnya antara lain jadwal keberangkatan mobil dan posisi halte yang tidak jelas. Permasalahan mobil layanan PSLD tersebut menimbulkan keluhan dari kalangan mahasiswa difabel.
Keluhan salah satunya datang dari I Made Wikandana, mahasiswa difabel jurusan Hubungan Internasional 2016. Ia mengeluh belum bisa memanfaatkan layanan mobil PSLD, karena jadwal keberangkatan dan halte yang tidak jelas. “Kalau waktu dan jadwalnya jelas saya mungkin bisa memanfaatkannya, tapi sekarang jadwal mobil belum jelas. Saya bahkan tidak tahu berangkatnya kapan dan harus naik dari mana,” keluhnya.
Hal senada disampaikan Bagus Bharata Tjitrosoemarto, mahasiswa difabel Fakultas Hukum (FH) 2017. Ia lebih memilih jalan kaki daripada menggunakan mobil layanan dari PSLD karena lebih mempersingkat waktu. “Sejauh ini saya lebih memilih jalan kaki karena mempersingkat waktu. Sebab menunggu mobil difabel yang beroperasi tidak sesuai jadwal membuat saya telat kuliah,” keluhnya.
Menanggapi hal tersebut, Alies Poetri Lintangsari selaku Kepala Bidang Pendampingan PSLD menjelaskan bahwa mobil difabel masih menggunakan sopir dari shuttle bus. “Sehingga terkadang mobilnya tidak jalan karena sopirnya harus nyopirin shuttle bus. Semoga ke depannya ada sopir khusus yang bisa berjaga, sehingga mobilnya bisa berjalan terus,” jelas Lintang.
Berdasarkan informasi dari laman resmi PSLD terdapat empat halte untuk mobil difabel yaitu di FILKOM, FMIPA, Widyaloka, dan FISIP. Berbeda dari informasi di laman PSLD, ketika dikonfirmasi terkait halte, Lintang mengatakan mobil difabel bisa berhenti di mana saja. “Jadi haltenya mengikuti sopirnya, di mana dia bisa berhenti ya di situ. Saat ini kami sedang mengajukan permohonan ke rektorat untuk pembuatan halte khusus,” pungkasnya. (apr/dmr/dip)