Malang, PERSPEKTIF – Minggu (3/3) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) menerima surat tanpa nama pengirim atau biasa disebut surat kaleng. Surat kaleng tersebut ditemukan di dalam ruangan penjaga gedung A FIB UB.
Hal ini disampaikan oleh Paidy, salah satu penjaga gedung A FIB UB. Ia menuturkan bahwa surat kaleng tersebut sudah ada di ruangan penjaga selama beberapa hari. Ia juga menyampaikan bahwa surat kaleng tersebut telah ia berikan ke pihak BEM FIB. “Tapi saya tidak tahu isinya tentang apa, karena saya tidak terlalu mengoreksi isi surat tersebut,” jelasnya.
Hafizh Akbar Pratama selaku ketua BEM FIB menjelaskan bahwa surat tersebut bukan surat pertama yang diterima oleh BEM FIB. “Kami pertama kali dapat surat tersebut pada tanggal 12 Februari, lalu surat tersebut diberi kepada penjaga gedung A. Nah suratnya itu diletakkan disitu dan tidak ada yang tahu siapa pengirimnya. Kami dapat surat tersebut dari penjaga gedung A, setelah kami buka-buka ternyata isinya hal-hal yang berbau agama,” ungkap Hafizh.
Hafizh juga menyampaikan bahwa isi surat kedua yang diterima oleh BEM FIB berbeda dengan isi surat pertama. “Bedanya dengan surat pertama, surat ini mengandung hal-hal yang berbau politik dan agama,” lanjutnya.
Farhan Rizky Setiawan, mahasiswa jurusan Sastra Jepang FIB 2018, menilai bahwa hal ini terjadi karena adanya mahasiswa yang ingin menyampaikan suatu perihal namun tidak berani menyertakan identitas. Selain itu, ia menilai bahwa surat kaleng tersebut lebih merujuk pada hal-hal yang berbau politik. “Menurut saya juga ya, hal tersebut lebih ke arah politik daripada ancaman,” tutur Farhan.
Berbeda dengan Farhan, Naftali Bani Sipulete, mahasiswa jurusan Sastra Cina FIB 2017, melihat bahwa kejadian ini perlu pembuktian lebih lanjut dari pihak BEM FIB. “Respon BEM FIB seharusnya melakukan pembuktian dulu mengenai surat kaleng tersebut, karena hal tersebut membuat warga FIB merasa kurang aman dan kepikiran. Jangan asal tuduh tindakan ini sebagai tindakan teror,” jelas Naftali.
Menanggapi hal tersebut, Hafizh menyampaikan untuk sementara ini BEM FIB belum mengambil tindakan terkait adanya surat kaleng. Hanya saja pihak BEM FIB nantinya akan mengumpulkan ketua Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) yang ada di FIB. “Ini supaya tidak ada anggapan surat-surat ini adalah teror atau apa. Karena menurut saya ini bukan teror, lebih baik kita anggap santai agar tidak memicu kepanikan. Karena yang mendapat surat kaleng ini hanya BEM FIB saja,” lanjut Hafizh.
Ketika ditanya tentang tujuan dari pemberian surat kaleng ini, Hafizh menilai bahwa tindakan ini bukan hanya sekedar tindakan iseng. “Karena mereka niat mengumpulkan artikel-artikel dari koran dan sumber-sumber lama. Menurut saya, bukan tindakan iseng, menurut saya juga motifnya masih belum terlihat,” lanjut Hafizh. (jab/ahm/wnd)