Malang, PERSPEKTIF – Panitia Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Univeritas Brwijaya (UB) 2018 menyelenggarakan sosialisasi disability awareness di Gedung Widyaloka pada Kamis siang (22/11). Acara tersebut bertujuan untuk mendiskusi rencana teknis pemungutan suara bagi mahasiswa difabel dalam Pemira dan Pemilihan Wakil Mahasiswa (Pemilwa) pada (5/12). Sosialisasi ini menghadirkan dua pemateri yaitu Syarifah Rahmatal Alam dan I Made Wikandana dari Forum Mahasiswa Peduli Iklusif (Formapi)
I Made Wikandana, Kepala Departemen Kemitraan Formapi menyampaikan kurang setuju dengan pemungutan suara dengan e-vote. Menurutnya aplikasi perangkat lunak dalam e-vote belum sesuai dengan kebutuhan mahasiswa tunanetra.
“E-vote sendiri masih belum menunjukkan kecocokan dengan mahasiswa tunanetra. Mahasiswa tunanetra kesulitan menyalurkan suaranya dengan sistem itu, mengingat belum ada perangkat dalam e-vote yang mendukung,” jelas mahasiswa yang akrab disapa Wikan.
Lebih Lanjut, Syarifah Rahmatal Alam selaku Wakil Ketua Formapi menyarankan pada panitia Pemira dan Pemilwa untuk menguasai bahasa isyarat. Pada kesempatan itu Syifa juga memberi pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) tingkat dasar pada peserta sosialisasi. “Kami dari Formapi menyarankan panitia Pemira dan Pemilwa menguasai bahasa isyarat, supaya mempermudah komunikasi dengan mahasiswa tuna rungu,” ungkap Syifa.
Wikan menyebutkan hal terpenting dalam kerikutsertaan mahasiswa difabel saat pemungutan suara adalah kehadiran pendamping. “Kami juga menyarankan kehadiran pendamping untuk membantu mahasiswa berkebutuhan khusus saat pemungutan suara. Tetapi, panitia Pemira maupun Pemilwa hendaknya cermat dalam pengawasan pendamping yang terlibat,” jelas mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional tersebut.
Mochamad Irfanudin, selaku Ketua Pelaksana Pemira UB 2018 mendukung gagasan-gagasan yang telah disampaikan oleh perwakilan Formapi. “Kami dari panitia sangat berterima kasih atas saran-saran yang telah disampaikan oleh teman-teman Formapi. Selanjutnya akan kami pertimbangkan untuk penerapan saat pemilihan,” pungkasnya. (mim/wur)