Malang, PERSPEKTIF – Salah satu agenda tahunan Universitas Brawijaya (UB), yaitu Olimpiade Brawijaya (OB) 2018 kurang dari sebulan akan diselenggarakan. Setelah mengadakan introduction ceremony di fakultas-fakultas, saat ini panitia telah membuka pendaftaran pada beberapa lomba. Akan tetapi, beberapa cabang olahraga (cabor) terancam ditiadakan.
“Beberapa cabang perlombaan sudah ada timeline dan technical meeting-nya kapan saja. Sudah ada timeline pendaftarannya juga. Untuk pendaftaran, mengumpulkan formulir pendaftaran mulai tanggal 6-7 Oktober ini, jam dan tempatnya juga sudah dikasih tahu,” ungkap Sayyidah Aisyah, Koordinator Kontingen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB.
Sayyidah pun menambahkan bahwa untuk pendaftaran ini masih ada beberapa lomba yang masih menunggu kepastian, sehingga sampai sekarang masih belum tersedia jadwal pendaftarannya. “Jadi dari 34 cabang lomba di OB ada beberapa lomba yang dihapus, termasuk futsal dan basket yang kondisinya tidak aman. Akhirnya ada 26 cabang lomba yang sejauh ini sudah pasti,” jelasnya.
Lebih lanjut Sayyidah menyampaikan bahwa cabor futsal dan basket masih belum ada kepastian. Jadi panitia OB dan teman-teman kontingen sepakat membuka cabor yang sudah jelas. “Jadi itu futsal dan basket ini sebenarnya banyak pihak yang menentang. Kalau misalnya nanti disetujui akan ada imeline tersendiri,” terang Sayyidah.
Terkait wacana penghapusan dua cabor ini, Wahyu Kuncahyo, Koordinator Supporter FISIP mengungkapkan rasa keberatannya, “OB ini belum ada kejelasan terkait cabor basket sama futsal katanya ada penghapusan. Kalau saya sendiri tidak setuju dengan itu, panitia mengatakan itu karena WR (red- Wakil Rektor ) 3 dan WD (Red- Wakil Dekan) 3 itu tidak setuju karena takut kericuhan. Padahal, kita juga kasih MOU sepakat damai,” ungkapnya
Wahyu juga mengungkapkan alasan mengapa ia tidak setuju dengan wacana tersebut. “Saya tidak setujunya juga karena basket dan futsal kan euforianya yang paling dapet ya. Apalagi itu di GOR (red- Gelanggang Olahraga), karena kalau soal kreasi itu cuma bisa diaplikasikan di GOR seperti koreografi kertas,” tambahnya
Salsabila Rabbani, perwakilan panitia OB 2018 bagian Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) mengaku bahwa pihak panitia masih berupaya untuk mencari solusi terkait masalah ini. “Dari pihak OB masih mengusahakan apa yang diinginkan sama fakultas bisa terpenuhi. Tapi kami juga masih mencari keputusan dari rektorat. Soalnya masih belum bisa satu suara gitu,” jelasnya ketika ditemui pada rangkaian introduction ceremony di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Olimpiade Brawijaya 2018 sendiri mengangkat tema Unitum et Victoria. Mengusung konsep galaksi, tujuh belas fakultas di UB dianalogikan dengan tujuh belas planet yang akan mengitari galaksi bersama-sama untuk mencapai satu tujuan.“Jadi temanya Unitum et Victoria. Konsepannya itu galaksi, ada 17 planet mewakili 17 fakultas di UB yang akan mengitari galaksi bersama untuk satu tujuan,” ungkap Salsabila. (mth/ptr)