Malang, PERSPEKTIF –Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali mengumumkan peringkat perguruan tinggi Indonesia pada Jumat (17/8). Dari seratus universitas yang masuk dalam daftar, Universitas Brawijaya (UB) menempati posisi ke dua belas. Dibanding tahun 2017 peringkat UB tahun ini mengalami penurunan, di mana pada tahun lalu berada di posisi ke delapan.
Berdasarkan data Kemeristekdikti, UB mengalami penurunan pada aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Pada tahun 2017 SDM UB berada di peringkat 26-27, tahun ini berada di posisi 45.
Nuhfil Hanani, Rektor Universitas Brawijaya menuturkan bahwa penyebab turunnya peringkat Universitas Brawijaya masih dievaluasi. Ia menyampaikan akan segera melakukan rapat pimpinan perihal penurunan peringkat UB. Selain itu, ia juga menyampaikan telah ada panitia untuk melakukan evaluasi terkait hal ini. “Makanya kami akan evaluasi, kami akan melakukan program-program di universitas maupun fakultas sampai level jurusan supaya bisa mengejar itu lagi (red-peringkat),” ungkap Nuhfil.
Agus Suharyanto, Ketua Pusat Pemeringkatan Internasional Universitas Brawijaya mengungkapkan bahwa indikator penilaian pemeringkatan tahun 2018 ini ada lima aspek, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), kelembagaan, kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan inovasi. Inovasi merupakan aspek baru yang digunakan pada tahun 2018. Presentase aspek tersebut antara lain sebesar, SDM 25 %, kelembagaan 28 %, kemahasiswaan 12 %, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat 30 %, dan inovasi 5 %.
Agus juga menjelaskan bahwa ada beberapa usaha yang telah dipersiapkan agar UB kembali lagi ke peringkat sepuluh besar. “Usaha tersebut antara lain reakreditasi program studi, alokasi 15% dana UB untuk penelitian. Kemudian, memaksimalkan lomba-lomba yang diikuti oleh mahasiswa seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) serta lomba yang bertaraf internasional,” jelas Agus.
Nuhfil juga menyampaikan akan segera melakukan beberapa peningkatan di beberapa aspek guna menaikkan peringkat UB. “Pertama adalah tentang riset, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kemudian, kami push juga tentang peningkatan SDM guru besar, jumlah dosen dan mahasiswa asing. Termasuk dosen asing yang disini maupun dosen sini yang ngajar di luar. Itu yang kita push nanti,” tutur Nuhfil.
Menanggapi penurunan peringkat UB tahun ini, Tessa Viennie, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengaku kecewa. “Ya, buruk. Sangat disayangkan ya padahal biasanya kami dari tahun ke tahun itu minimal 10 besar,” ungkap Tessa.
Senada dengan Tessa, Fadhiil Ardiansyah Azhari mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi cukup terkejut dengan peringkat Universitas Brawijaya yang turun ke posisi dua belas. “Saya cukup kaget gitu kan karena bisa dibilang UB termasuk universitas ternama. Padahal UB juga merupakan favorit gitu untuk anak-anak SMA yang ingin melanjutkan studinya.”
Meskipun merasa kecewa dan terkejut, Tessa dan Fadhiil tetap berharap pada tahun-tahun ke depan peringkat UB akan naik kembali. (dip/rns/wnd)