Malang, PERSPEKTIF– Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) dilaksanakan pada Rabu (15/8). Tahun ini konsep yang diusung dalam PKKMABA yaitu “Cipta Cita Jingga.” Kemudian, rangkaian PKKMABA dikemas dengan tema kearifan lokal yang mengusung kebudayaan kerajaan-kerajaan JawaTimur.
Seruni Lumongga, Koordinator Acara PKKMABA 2018 mengungkapkan bahwa, “Tema besarnya kearifan lokal, lalu kami ada turunannya yaitu Labdha Jaya. Labdha Jaya dari bahasa sansekerta artinya ksatria yang unggul dan berbudaya. Sebutan maba tahun ini Ksatria Jingga FISIP. Kesatria Jingga FISIP itu jiwa unggul abipraya. Jadi goals maba tahun ini unggul, berprestasi dan berbudaya”, ujarnya.
Kemudian, tema acara PKKMABA 2018 diaplikasikan melalui berbagai rangkaian seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), student day probin jurusan seminar kebangsaan, maba cup, entrepreneur day, mentoring, social project dan inagurasi. Rangkaian progam dibuat dalam rangka mendapat goals dimana maba diharapkan mampu berprestasi melalui PKM dan meningkatkan partisipasi mahasiswa baru di Lembaga Semi Otonom (LSO) dan Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM).
“Rekomendasi dari pak Muwafik yang ingin menumbuhkan antusiasme maba ke PKM. Tapi dari saya sendiri menambahkan peran LSO dan LKM, makanya ada rangkaian LSO dan LKM. Jadi mengoptimal kan peran LSO dan LKM ketimbang tahun lalu yang masih sangat kurang terbukti dengan maba yang masuk LKM sedikit,” ujar Seruni.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Muhammad Reza Rivaldi, Ketua Pelaksana PKKMABA FISIP mengatakan bahwa tema ini direkomendasikan oleh Akhmad Muwafik Shaleh, Wakil Dekan III FISIP. “Karena tidak adanya delegasi FISIP di PIMNAS tahun sebelumnya. Saya sempat mendapat masukan dari pak Muwafik tentang PKM FISIP yang tidak menang. Dengan membawa harapan itu kami harus membangunnya,” ujarnya.
Seruni juga mengatakan bahwa akan diadakan simulasi aksi pada hari kedua PKKMABA yang mengusung isu-isu nasionalisme dalam negeri. Hal tersebut dinilai dapat berpengaruh dengan kondisi ekonomi, sosial, politik dan budaya. “Tema besar kami buat hari kedua besok itu simulasi aksinya tentang nasionalisme yang juga akan diusung dalam seminar kebangsaan,” tutup Seruni. (am/mth/wur)