Malang, PERSPEKTIF – Proses pengawasan kendaraan bermotor di Universitas Brawijaya (UB) kurang ketat. Markas Komando (Mako) sebagai pihak yang menangani permasalahan keamanan di lingkungan UB, mengakui bahwa sistem pengamanan memang tidak seketat dahulu.
Widodo Juono, Wakil Ketua Mako UB, mengungkapkan saat ini Mako hanya memiliki 19 personil keamanan, hal itu tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa UB yang berjumlah puluhan ribu.
“Sebenarnya apa mampu, namanya juga manusia, kalau tidak percaya silahkan ikut ijin periksa Surat Tanda Naik Kendaraan (STNK) kuat berapa jam coba? Jadi jangan langsung ngeklaim kok gak lagi diperiksa. Wajar, namanya juga manusia, ada tingkat kejenuhan maksimal, mereka memeriksa STNK 2 jam nonstop di atas itu kabur tulisannya,” Jelas Widodo
Hal tersebut berimbas pada hilangnya kendaraan bermotor civitas akademika UB. Agus Arif Yanto atau yang akrab dipanggil Kepin, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2014, kehilangan sepeda motor berjenis Honda Beat yang diparkir di tempat parkir FISIP tepatnya dibelakang FISIP Corner.
“Iya saya kehilangan diparkiran FISIP tepatnya samping FISIP Corner yang deket tiang listrik, ya sekitar jam sembilan malem mungkin,” Aku Kepin.
Pasca sadar kehilangan motor, Kepin langsung menghubungi pihak petugas parkir FISIP. Namun ia mendapat respon yang kurang memuaskan.
“Saya langsung menghubungi petugas keamanan yang ada disitu. Dan pas ditanya itu ngga tau, dia bilang ngga tau mas,” Jelasnya.
Menanggap hal ini, awak perspektif mencoba meminta penjelasan kepada petugas parkir terkait, namun mereka menolak untuk memberikan pernyataan.
Setelah kejadian tersebut, Kepin segera mengurus surat-surat terkait kasus pencurian motor yang ia alami ke rektorat guna meminta pertanggungjawaban. Namun, hingga saat ini ia belum juga menerima tanggapan apapun. Terkait hal ini, ia mengganggap pihak rektorat lamban. (frd/ptr/lta)