Malang, PERSPEKTIF – Menjelang Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) 2017 yang akan diadakan pada 6 Desember 2017, pihak panitia Pemira FISIP 2017 ingin menaikkan jumlah voters. Pasalnya, tahun 2016, jumlah voters hanya mencapai 1662 dari 5000 daftar pemilih tetap mahasiswa FISIP. Rendahnya antusias pemilih di Pemira FISIP, mahasiswa mengkritisi kurangnya upaya sosialisasi panitia selama ini.
Dari sudut pandang pemilih atau mahasiswa sendiri, upaya yang diusahakan panitia tersebut dirasa kurang. Seperti yang dikatakan Dela Fauzia, “Kalau sosialisasi lewat postingan di OA sih, sudah cukup, tapi kalau sosialisasi biasa gitu kurang. Soalnya kurang menarik kalau menurut aku. Sosialisasi yang dilakukan panitia Pemira butuh ada sebuah hiburannya, karena kalau tentang politik melulu akan membosankan dan kurang menarik perhatian,” ungkapnya.
Menanggapi masalah tersebut, Althea Kireina, Koordinator Humas, menyampaikan bahwa Pemira tahun lalu dilihat dari 50% saja tidak sampai. Padahal panitia sudah mengusahakan agar informasi seputar Pemira bisa tersampaikan ke masyarakat luas. Bagi masyarakat FISIP yang tidak menggunakan suara, menurutnya merupakan kebebasan atau pilihan ada di tangan mereka.
“Upaya tahun ini dari panitia khususnya Humas adalah dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi, mengadakan safari kelas menyeluruh ke seluruh angkatan mahasiswa FISIP serta panitia mengadakan stand information center di lobby gedung B lantai 1 FISIP dan di stand itu kesatria FISIP bebas menanyakan tentang Pemira FISIP bahkan bisa mengetahui daftar pemilih tetap 2017 bagi masyarakat FISIP,” ujarnya.
Panitia sendiri sudah membuat Official Account (OA) Line, Instagram, Twitter sebagai upaya sosialisasi bagi mahasiswa FISIP. Jika ada pertanyaan atau informasi-informasi terbaru terkait tentang Pemira FISIP, bisa menghubungi lewat Official Account tersebut.
“Ini merupakan ajang pesta demokrasi FISIP terbesar untuk pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta calon Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Keduanya adalah eksekutif dan legislatif yang nantinya menjadi ujung tombak bagi berkembang atau tidaknya FISIP, menentukan masa depan FISIP satu tahun ke depannya. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat FISIP turut berpartisipasi menyalurkan suaranya dan dalam memilih calon harus kenali, dekati dan pahami terlebih dahulu,” pesan Althea.
Menyatakan hal yang sama seperti Dela, Daniel Bernas Sitanggang menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan panitia masih kurang. Ia mengatakan, “Setauku panitia masih kurang mengkampanyekan biar mahasiswa nggak golput, malahan kampanye ini biasanya dilakukan dari para calon yang datang ke kelas sekalian kampanye untuk dipilih.”
Muhammad Hanif Arham, mahasiswa FISIP UB mengatakan hal yang sama seperti dua mahasiswa tadi. Ia merasa upaya yang dikerahkan panitia masih kurang.
“Belum, masih kurang upaya panitianya. Kalau menurutku sih, salah satu upaya untuk menarik minat pemilih dengan adanya penyuluhan, jadi panitia harus lebih memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang pentingnya memilih. Terus di TPS jangan kasih opsi abstain. Kan kemarin masih ada tuh abstain, menurutku itu nggak bagus karena sama saja menanam nilai golput sejak dini,” tuturnya.
Meskipun sosialisasi dirasakan masih kurang, akan tetapi baik Dela dan Bernas mengungkapkan bahwa mereka akan tetap menggunakan hak suaranya di Pemira FISIP nanti. (liz/nwm/ank).