Malang, PERSPEKTIF– Panitia Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 2017 memberlakukan kebijakan peniadaan agenda Pemira FISIP pada hari Sabtu dan Minggu.
Ada beberapa pertimbangan yang dipaparkan oleh panitia Pemira FISIP 2017, seperti hari Sabtu dan Minggu bukan merupakan hari aktif kuliah dan juga hal tersebut dapat memberi para calon lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri, semisal dalam persiapan kampanye.
Eldo Aditya, Koordinator Acara Pemira FISIP 2017, melihat bahwa jika mengadakan kegiatan terbuka pada hari tidak aktif kuliah civitas akademika FISIP tidak bisa melihat rangkaian acara Pemira FISIP.
“Takutnya nanti ada persepsi yang tidak-tidak untuk calon. Dengan ditiadakannya agenda pada saat weekend memberikan keluasan waktu yang lebih karena pada hari Sabtu dan Minggu mereka bisa mempersiapkan diri lebih matang seperti dalam hal kampanye” tuturnya
Kebijakan ini disambut baik oleh beberapa calon, baik pasangan calon BEM maupun DPM. Meskipun ada beberapa calon yang kurang setuju dengan hal tersebut, namun menurut Ketua Pelaksana Pemira FISIP 2017, Luna Prabowo, bahwa pro dan kontra terhadap hal seperti ini merupakan sesuatu yang wajar. Panitia juga telah memberikan pengertian kepada para calon DPM ataupun pasangan calon BEM, mengenai kenapa kebijakan ini dipilih dan diberlakukan pada Pemira FISIP 2017.
Menanggapi adanya kebijakan peniadaan agenda Pemira FISIP 2017, Amirah Nur Azizah, mahasiswa Psikologi 2015. Ia menyatakan kurang setuju dengan kebijakan yang diterapkan oleh panitia Pemira tersebut, karena agenda di hari aktif kuliah dapat mengganggu kegiatan perkuliahan.
“Kalau menurut saya agenda (Pemira FISIP 2017) ditiadakan pada hari libur (kuliah) itu menurut saya kurang efektif. Mengapa? Karena kalau agenda dilaksanakan di hari biasa atau perkuliahan itu dapat mengganggu proses belajar mahasiswa,” ujarnya (alf/vda/cia/lta)