Malang, PERSPEKTIF – Sabtu (21/10) Eksekutif Mahasiswa (EM) dan seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan aksi solidaritas dan doa bersama di bunderan UB berkaitan dengan peristiwa diamankannya dua mahasiswa UB Muhammad Wafiq dan M. Taufik oleh Polisi Daerah (Polda) Metro Jaya. Pengamanan dua mahasiswa tersebut terjadi setelah aksi menagih janji tiga tahun kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) di depan Istana Negara (20/10).
Mahasiswa yang diamankan oleh pihak keamanan tidak hanya dari UB saja, namun juga dari universitas lain yang totalnya ada 14 mahasiswa.
Saat ditemui awak perspektif Amin Susilo mahasiswa Ilmu Pemerintahan selaku Humas aksi solidaritas dan doa bersama menuturkan tujuan aksi dan doa bersama untuk solidaritas teman-teman yang diamankan oleh pihak kepolisian.
“Nah aksi kali ini sebenarnya solidaritas sembilan BEM seluruh UB dan juga EM mengenai kawan kita yang sampai saat ini ditahan dan juga bentuk solidaritas terhadap gerakan mahasiswa yang saat ini direpresi oleh negara,” tutur Menteri Kebijakan Publik Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut
Amin menambahkan aksi malam ini (21/10) menitik beratkan terhadap represi pihak keamanan yang melakukan tindakan-tindakan terhadap mahasiswa. Hal tersebut sangat disayangkan, karena tindakan yang dilakukan telah menciderai mahasiswa.
Aksi menagih janji tiga tahun kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) dilakukan setelah sholat Jum’at dan selesai pukul 18.00 Waktu Indonesia Barat. Namun karena belum ditemui oleh Presiden Jokowi, massa aksi tidak membubarkan diri. Massa tetap bertahan di depan istana, massa hanya duduk berdoa, dzikir, sholawat dan membaca Al-Qur’an.
“Setelah jam 18.00 harusnya memang kita sudah tidak boleh melakukan aksi, nah setelah itu kita memang tidak melakukan aksi, kita hanya duduk dan melakukan doa.” Ungkap Shofiyyatur Rosyidah Dirjen Kebijakan Nasional EM UB.
Senada dengan Shofi, Amin menuturkan bahwa massa bertahan hingga jam 24.00 WIB, ada upaya provokasi dari pihak keamanan.
“Akan tetapi ada upaya provokasi dari pihak keamanan, keamanan melempari batu sehingga massa aksi terprovokasi dan kawan-kawan yang dekat dengan keamanan di situ dibawa pihak keamanan,” jelas Amin.
Pengamanan 14 mahasiswa oleh pihak keamanan dipertanyakan oleh Shofi, ia menjelaskan bahwa pengamanan tersebut menurut kawan-kawan yang hadir aksi di depan istana dilakukan secara acak.
“Logikanya, kalau memang penangkapan secara khusus maka yang ditangkap harusnya presiden EM yang juga Koordinator Aliansi BEM SI Wilayah Jawa Timur. Akan tetapi yang ditangkap Muhammad Wafiq dan M. Taufik, artinya itu membuktikan bahwa penangkapan sifatnya sembrono,”terang Sofi
Sofi juga mempertanyakan penangkapan tersebut karena massa aksi setelah pukul 18.00 yang masih bertahan tidak membubarkan diri hanya duduk dan tidak melakukan kerusuhan, kriminalitas atau kegiatan yang mengganggu ketertiban umum.
Sampai aksi solidaritas dan doa bersama yang dilakukan di bunderan UB belum ada kejelasan keberadaan 14 mahasiswa yang diamankan pihak berwajib. Namun informasi terbaru 12 mahasiswa dibebaskan dan 2 lainnya ditetapkan jadi tersangka yaitu Muhammad Ardi Sutrisbi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Ihsan Munawwar mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI SEBI).
Keduanya ditahan dengan dugaan perusakan fasilitas umum saat terjadi kericuhan dengan polisi. Saat ini mereka dipindahkan ke ruang narkoba di karenakan ruang tahanan di Direkorat Reserse Kriminal Umum penuh. (wnd/wur/lta)