Lompat ke konten

Perkenalkan Pesta Rakyat dari 8 Negara di Dunia, Himahi Habiskan Biaya 10 juta

RAMAI - Sejumlah mahasiswa datang meramaikan acara IRC-Fest 2017, Sabtu (7/10) di Gazebo Raden Wijaya Universitas Brawijaya (Gazebo FK). (PERSPEKTIF/Iqbal).

Malang, PERSPEKTIFInternational Relations Culture Festival (IRC-Fest) merupakan acara tahunan dari Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (Himahi) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB). Mengusung tema yang berbeda setiap tahunnya, kali ini IRC-Fest yang diadakan pada Sabtu sore di Gazebo Raden Wijaya Universitas Brawijaya (Gazebo FK), menyuguhkan tema “Pesta Rakyat” untuk menyampaikan pesan keberagaman dan menghabiskan biaya total 10 juta.

“Jadi, acaranya ini ditujukan untuk memperkenalkan para duta muda Hubungan Internasional (HI) 2017 tentang keunikan pesta rakyat dari setiap negara. Mulai dari negara India, Italia, Portugal serta lima negara lainnya,” ungkap Abhista Sarbaswara, ketua Himahi UB pada Sabtu, (7/10).

Adityarachman Sofiar, Ketua Pelaksana acara IRC-Fest tahun ini mengungkapkan, bahwa untuk mempersiapkan acara tersebut memakan waktu dan biaya yang lumayan.

“Kita mempersiapkan acara ini kurang lebih selama empat bulanan, karena untuk pembentukan panitia itu terbentuk pada akhir  Mei kemarin. Memang sudah direncanakan dari awal kalau acara ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober,” ungkapnya.

Untuk biaya sendiri, Aditya mengungkapkan bahwa acara ini mereka menghabiskan biaya total 10 juta dengan persentase 3 juta rupiah dari dana pagu Himahi, serta sisanya adalah murni dari hasil kerjasama yang dilakukan secara kolektif oleh panitia pelaksana, seperti hasil dari sponsor dan media partner.

“Kurang lebih sekitar 10 juta mungkin ada, karena kita mencari guest star yang bukan full band, tapi lebih ke kebudayaan.  Sehingga,  full band itu kita hanya menyediakan satu karena band sudah termasuk kebudayaan modern. Namun, kebudayaan-kebudayaan yang tradisional itu ingin kita hadirkan lagi di sini dari berbagai negara,” jelas Aditya.

Selain itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa untuk tidak melupakan kebudayaan.

“Untuk ke depannya, jangan melupakan kebudayaan karena kebudayaan adalah unsur sejarah yang selalu akan dikenang,” pungkasnya disela-sela pelaksanaan IRC-Fest 2017. (miq/ank)

 

(Visited 978 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?