Malang, PERSPEKTIF – Maraknya kasus kehilangan helm yang terjadi di Universitas Brawijaya (UB), juga menimpa beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB. Laura Yolanda, salah satu korban kehilangan helm, mengungkapkan, kejadian hilangnya helm, saat itu di alaminya pada malam hari.
“Waktu itu saya hilangnya (helm) pas malam hari, pas penutupan Viva La Communication, minggu (6/10). Mungkin karena gelap dan kurangnya pengawasan membuat helm saya jadi hilang” ujar mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2015 ini.
Selain Laura, Yulian Rizki juga sempat mengalami kehilangan helm. Ketika ditemui PERSPEKTIF Selepas menunaikan ibadah sholat Jumat (11/11), ia mengungkapkan bahwa kasus kehilangan helm merupakan akibat dari keteledoran dua pihak, yakni mahasiswa dan petugas keamanan.
“Hilangnya helm karena keteledoran kita sendiri gak dikunci di jok. Kedua mungkin karena pengawasan petugasnya kurang, karena hilangnya masih di sekitar FISIP,” ungkapnya.
Prijo Fernanto selaku Kepala Keamanan UB, mengatakan bahwa dari pihak keamanan sendiri telah melakukan berbagai upaya. Namun yang menjadi kendala adalah terkait penerangan yang kurang maksimal di UB. “Kita suka kesulitan untuk melakukan patroli karena minimnya penerangan, helm akhir-akhir ini juga sering hilang karena banyaknya proyek masuk di UB,” ujar Prijo.
Prijo menambahkan bahwa kurangnya pasukan patroli dari pihak keamanan sendiri juga menjadi kendala dalam melakukan pengawasan.
“Jumlahnya hanya ada 20 orang ditambah 10 orang saat lalu lintas. Sebenarnya dengan jumlah pasukan yang minim kita sudah bisa menekan kasus kehilangan motor sebanyak nol persen (0 %). Untuk helm akan kita usahakan, jika ada yang kesulitan membuka helm juga, langsung kita datangi sebagai bentuk kewaspadaan,” ujar Prijo saat ditemui selasa (8/10) di Markas Komando.
Menanggapi hal ini, salah satu pihak juru parkir yang bertugas menjaga di FISIP, mengungkapkan bahwa hilangnya helm tidak sepenuhnya kesalahan petugas yang berjaga. Ia menghimbau agar mahasiswa juga turut mengamankan helmnya. “Helm tanggung jawab pengguna motor, disarankan untuk dikunci dan ditaruh di jok motor,” dalihnya.
Ia menambahkan kasus kehilangan helm pada bulan ini, serta tahun lalu, sudah menurun jika mengacu pada laporan yang masuk kepada pihak jukir. “Dalam bulan ini setidaknya ada tiga helm yang hilang dan itu yang hanya melapor,” pungkasnya. (tas/igt/lta)