Malang, PERSPEKTIF – Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA) Universitas Brawijaya 2024 dilaksanakan pada (12-14/8). Pada tahun ini RAJA Brawijaya mengusung tema “Membangun Karakter dan Green Innovation”. Akan tetapi, penyelenggaraan upacara pembukaan RAJA Brawijaya mengindikasikan realisasi yang tak selaras dengan tema.
Pada opening ceremony RAJA Brawijaya 2024, dapat terlihat berbagai barang maupun atribut tidak ramah lingkungan, seperti yakni penggunaan flare, banner, dan atribut mahasiswa baru yang menggunakan koran.
Muhammad Faiq selaku Wakil Ketua Pelaksana menuturkan bahwa penggunaan flare dan banner yang tidak ramah lingkungan hanya digunakan sebagai ajang selebrasi. Berbagai atribut non-daur ulang yang digunakan tersebut telah disetujui oleh pihak Rektorat.
“Tentunya hal tersebut (tema Green Campus, red) kami angkat bukan untuk di-cut (penggunaan barang tidak ramah lingkungan, red), melainkan untuk dikurangi. Sedangkan penggunaan flare dalam acara pembukaan RAJA Brawijaya merupakan bentuk selebrasi yang juga disetujui oleh pihak rektorat,” ujar Faiq mengklarifikasi.
Faiq menuturkan bahwa pihak rektorat sudah bersepakat untuk memperbolehkan penggunaan atribut yang tidak eco-friendly, demi memberikan upaya yang terbaik untuk selebrasi bagi mahasiswa baru.
“Bahan-bahan yang kita gunakan seperti banner tidak bisa menggunakan alat-alat daur ulang. Karena kita sifatnya juga selebrasi dan kita juga ingin memberikan yang terbaik untuk adik-adik kami, akhirnya kami menggunakan banner juga,” tungkas Faiq.
Selain itu, penggunaan atribut atau barang-barang yang tidak ramah lingkungan lainnya dapat dilihat dari banyaknya botol-botol plastik, hingga catering untuk mahasiswa baru dan panitia yang masih menggunakan bahan-bahan non-daur ulang.
Menanggapi hal tersebut, Liya Agustina selaku Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Raja Brawijaya 2024 menjelaskan bahwa pihak panitia bersama Rektorat akan mengatur limbah-limbah plastik tersebut untuk kemudian diloakkan. Upaya ini bersangkutan dengan agenda perdamaian yang diserukan oleh panitia RAJA Brawijaya. Dana yang didapatkan dari peloakkan limbah plastik nantinya akan disalurkan ke Palestina sebagai bentuk perdamaian dunia. Hal ini juga selaras dengan pemilihan nama Aradhana bagi mahasiswa baru, yakni sebagai pengirim pesan perdamaian ke seluruh dunia (dt/nt/ahi).