Malang, PERSPEKTIF– Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) telah mengumumkan penurunan nominal dana pagu kepada seluruh Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) dan Lembaga Semi Otonom (LSO) FISIP pada Selasa (30/3). Isu penurunan dana pagu telah ramai dikalangan LKM/LSO FISIP jauh sejak LKM Days Out yang diadakan oleh Kemahasiswaan dan Kementerian Dalam Negeri BEM FISIP pada 26 Februari 2021 lalu.
Diketahui dana pagu LKM FISIP hanya berkisar Rp 123 juta dari yang sebelumnya Rp 316 Juta. Pengurangan dana ini hanya dirasakan oleh beberapa fakultas saja, termasuk FISIP. Sehingga sampai saat ini, LKM FISIP masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak kemahasiswaan.
Beberapa LKM FISIP telah mempersiapkan diri sejak rumor penurunan dana pagu. Seperti Societo yang sejak awal telah mengatur keuangannya untuk tidak bergantung pada dana pagu saja. Seperti yang dijelaskan oleh Paloga Treheya Munthaha selaku Ketua Umum Societo 2021. Dana pagu akan lebih banyak dialokasikan ke dalam kas Societo atau sebagai dana darurat.
“Istilahnya membantu kita buat menutup kekurangan, jadi saat ini mungkin aku taruh di kas. Karena nominalnya hanya segitu, kita udah running beberapa proker. Jadi gak berharap sebelumnya,” jelasnya.
Paloga juga mengatakan meskipun Societo tidak punya banyak dana pagu, tetapi program kerja yang akan dilaksanakan seperti Brawijaya Movie Exhibition tidak akan berkurang kualitasnya.
Muhammad Arief selaku Ketua Umum Mixth 2021 mengatakan tidak banyak membuat perubahan rencana keuangan untuk program kerja. Bahkan, Mixth sudah menyiapkan proposal sponsor jauh-jauh hari untuk program kerja yang membutuhkan banyak dana. Mereka mengalokasikan dana pagu lebih banyak pada penyewaan Zoom ketimbang membiayai program kerja utama.
“Ada acara pangan, di acara itu bakal less budget banget, mengingat puncak proker kita itu di akhir Desember. Jadi kemungkinan di acara pangan seminim mungkin mengeluarkan dana,” katanya.
Presiden BEM FISIP UB 2021, Muhammad Nurcholis Mahendra juga tidak kehilangan semangat meski tahun ini BEM hanya mendapat dana pagu di kisaran angka Rp 14 juta. Minimnya dana justru akan memacu teman-teman BEM untuk semangat membuat program kerja yang lebih kreatif dan inovatif.
“Dengan dana pagu yang minim untuk proker besar, tidak menjadikan semangat teman-teman jadi minim juga, bahkan seharusnya membuat lebih terpacu untuk lebih kreatif lagi untuk mencari dana tambahan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan III FISIP, Bambang Dwi Prasetyo mengatakan bahwa penurunan dana pagu ini disebabkan karena kondisi pandemi Covid-19 sehingga dilakukan refocusing anggaran.
“Dampak dari semua itu tentu ada skala prioritas yang dilakukan, mana yang kira-kira mendesak untuk dibiayai dan mana yang tidak. Memang ada beberapa pagu anggaran kemahasiswaan kita juga berkurang,” jelasnya.
Bambang menghimbau agar dana yang sudah ada untuk dioptimalkan oleh LKM dan LSO FISIP, sembari menunggu perkembangan selanjutnya.
“Jadi sementara yang ada itu yang harus dioptimalkan untuk mencapai aktivitas yang maksimal di dalam pengembangan kemahasiswaan, baik di penalaran, minat bakat, dan lain-lain. Siapa tahu nanti pada caturwulan berikutnya ada revisi anggaran, dana kemahasiswaan bisa naik dan bisa ditambah pagunya. Harapan saya seperti itu,” tuturnya. (dhs/dmr/ais)