Malang, PERSPEKTIF— Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya (UB) 2021 yang digelar secara daring pada Rabu (17/3) lalu, berdampak pada kemenangan telak delegasi tunggal FISIP pada kontestasi DPM UB.
Pemira UB 2021 memiliki beberapa perubahan pelaksanaan. Selain dari mekanisme pencalonan, mekanisme pemilihan berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil) dari setiap fakultas juga menjadi hal yang baru dalam Pemira UB tahun ini.
Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) Pemira UB 2021 Nomor 2033/UN10.A03/KM/2021 Pasal 3 poin 2 ayat (1), setiap fakultas harus mengirimkan setidaknya satu kandidat untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UB. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) hanya mengirimkan satu kandidat DPM dalam Pemira UB 2021, yang otomatis menang secara aklamasi.
Menurut Ketua Komisi I Badan Legislasi DPM FISIP UB, Arya Rifqi Waradana, perubahan Juknis Pemira UB 2021 terlalu prematur, sehingga menimbulkan beberapa permasalahan terkait pelaksanaan demokrasi kampus.
“Baik buruknya itu kan relevan, ya, (tentang) sejauh apa perubahan ini merusak demokrasi UB. Menurut aku terlalu prematur (Juknis Pemira, red) karena kurangnya sosialisasi yang mendalam,” ucapnya.
Menanggapi bahwa FISIP hanya mengirimkan calon tunggal DPM pada Pemira tahun ini, DPM FISIP tidak bisa berbuat banyak karena sistem pelaksanaannya yang tidak bisa diubah lagi.
“Pada akhirnya, aku tidak bisa bertindak terlalu jauh, karena sistem yang sudah dibentuk seperti ini,” ujar Arya.
Sebagai delegasi tunggal, Fara Fazira maju dengan penuh kesiapan dan dukungan dari kawan-kawan FISIP. Ia mengaku siap mengakomodir pendapat mahasiswa FISIP.
“Pastinya secara prosedural saya menyiapkan berkas selengkap mungkin dan mencoba untuk melakukan jajak pendapat kepada teman-teman FISIP agar keberadaan saya di DPM UB dapat merepresentasikan FISIP,” tutur mahasiswi Ilmu Politik 2018 tersebut.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2018, Agung Zakaria, mengapresiasi adanya calon yang dapat mewakili FISIP. Namun, ia juga menyatakan bahwa minat mahasiswa FISIP untuk menjadi anggota DPM UB masih rendah.
“Terkait delegasi tunggal, saya mengapresiasi calon tersebut yang telah bersedia mengikuti kontestasi pemilihan DPM. Namun, dengan adanya calon tunggal, bisa kita tahu bahwa minat mahasiswa FISIP untuk maju sebagai calon DPM UB masih sangat rendah,” ujarnya.
Agung berharap agar calon tunggal FISIP untuk DPM UB dapat menjalankan amanah dengan baik. Ia juga berharap agar delegasi FISIP tersebut dapat menjaga integritas dan mengutamakan kepentingan semua mahasiswa UB.
“Semoga dapat menjalankan amanah dengan baik, mewujudkan visi misi yang digagas, dan bekerja dengan integritas penuh dengan mengutamakan kepentingan mahasiswa UB secara umum,” pungkasnya. (vny/anp/mim)