Lompat ke konten

Lahn Mah: Bentuk Cinta Tanpa Kata

Sumber: Tabloid Bintang
Oleh: Kartika Lubis *

Tanggal Rilis: 4 April 2024 (Thailand)

Durasi: 2 jam 5 menit

Sutradara: Pat Boonnitipat

Produser: Vanridee Pongsittisak, Jira Maligool

Studio: Jor Kwang Films

Distributor: GDH

Pemeran: Putthipong Assaratanakul (Billkin), Usha Seamkhum, Sanya Kunakorn, Sarinrat Thomas, Tontawan Tantivejakul

Hal terbaik apa yang sudah kalian beri kepada nenek kalian selama ini?

Yup, film ini coba menjawab pertanyaan tersebut melalui serangkaian kisah dramatis sebuah keluarga di Thailand. Mengangkat isu etnis Sino-Thai, atau mereka yang memiliki aliran keturunan Tionghoa-Thailand, “Lahn Mah” coba mengeksplorasi permasalahan keluarga dari kalangan menengah ke bawah. Menceritakan M, cucu dari Amah yang menghabiskan kesehariannya menjadi Caregiver, atau pengasuh, sang nenek di masa-masa terakhirnya.

Film garapan Pat Boonnitipat ini disuguhkan dramatis yang mengharuskan penonton untuk menyiapkan, tidak selembar ataupun dua lembar, tetapi sekotak tisu. Maka dari itu, tanpa berlama-lama lagi mari kita bahas kisah M merawat Amah. Sebagai informasi, ulasan ini akan memuat beberapa unsur spoiler. Maka dari itu, pembaca dapat menonton film terlebih dahulu dan kembali ke laman LPM Perspektif untuk membaca ulasan ini.

Antara Cinta dan Harta

Film dengan judul global “How To Make Millions Before Grandma Dies” ini diawali dengan kisah sekeluarga Tionghoa-Thailand yang sedang mengunjungi makam leluhurnya. Kejadian penting terjadi ketika nenek terjatuh dari atas kubur ketika membereskan bunga yang sembarangan ditabur oleh M. Amah dibawa ke rumah sakit, tetapi tak ada keluarga yang bersedia menemaninya kecuali ibu M.

Kemudian cerita beralih ke pemuda bernama M yang menyia-nyiakan masa mudanya dengan bermain game. Kondisi ekonomi yang menghimpitnya lantas membuat sang ibu kesal karena M tidak mendapatkan sepeserpun uang dari permainan-nya ini. M kemudian sempat menemui sepupunya yang merawat seorang lansia demi warisannya. Hal ini kemudian menginspirasi M untuk mencobanya juga.

Hari berganti dan keluarga mendapatkan kabar bahwa Amah menderita kanker. M kemudian mau merawat Amah dengan harapan agar mendapatkan warisan di kemudian hari. Masa awal-awal mengasuh, M masih sering melakukan kesalahan dan belum menemukan keikhlasan di dalam dirinya. Di sini, sang pembuat film sangat cerdik menampilkan kehidupan keduanya yang jenaka dan haru di saat yang bersamaan.

Pedihnya Masa Tua

Rasa sayang yang ditunjukkan M selama mengasuh Amah pastinya tidak tulus, mulai Amah pulang dari perawatan hingga mengetahui dirinya terkena kanker, semata dilakukan M untuk mendapatkan hati Amah. Di pertengahan film inilah M mengetahui senang dan sedihnya kehidupan Amah.

Mulai dari kebencian Amah terhadap Imlek, anak cucu yang tak pernah mengunjungi, hingga mereka yang berebut merawat Amah karena warisan, semuanya Amah hadapi dengan sabar.

Satu hal yang sebenarnya Amah inginkan adalah memiliki tempat peristirahatan terakhir yang mewah, seharga satu juta Baht. Keinginan ini yang kemudian berusaha dikabulkan oleh M dengan membantu Amah bekerja menjual Congee (semacam bubur), hingga meminta ke kakak kandung Amah yang kaya raya.

Sayangnya, kakak Amah enggan mengabulkan permintannya dan berdalih bahwa Amah bukan lagi keluarganya karena memiliki marga yang berbeda. Tamparan ini sungguh membuat M ikut bersedih. Kisah berubah ke M dan paman Kiang yang berebut warisan, dan diakhiri dengan Amah yang ternyata memberikan warisan ke paman Soei, meskipun Amah tau paman baru saja mencuri tabungannya.

Pembuktian Cinta Tanpa Kata

Karena warisan ini, rumah Amah kemudian dijual. M dengan sedih melihat detik-detik Amah menunggu anak cucunya di depan rumah hingga kemudian orang berdatangan untuk mengangkut isi rumah tersebut. Tak lama, M menjemput Amah ke panti jompo, tepat setelah mengetahui kabar Amah yang tidak dirawat oleh anak cucunya.

Di bagian inilah kemudian satu persatu cinta di antara keduanya terungkap. M benar-benar mengetahui seluruh detail keinginan Amah, mulai dari kancing kemeja paling bawah, alasan Amah tak makan sapi, dan lain sebagainya. Hingga akhir kematian Amah, M baru mengetahui bahwa selama ini Amah juga memperhatikan detail kecil yang diinginkannya.

Amah selama ini menjaga buah delima di depan rumahnya dari orang lain karena permintaan M kecil, ia juga mengetahui bahwa M ingin dibuatkan tabungan sejak saat itu juga. Kejutan ini yang kemudian membuat M terlempar ke masa lalu, masa ketika keduanya menghabiskan banyak waktu bersamaan, melewati tiap jengkal rute pulang ke rumah bersamanya.

Di akhir misinya mengantarkan Amah ke peristirahatannya, M menepati janjinya dengan membelikan kuburan mewah sesuai keinginan Amah, agar seluruh anggota keluarga bisa mengunjunginya secara bersamaan.

Akhir Kata

Film “Lahn Ma” benar-benar mengajarkan kita artinya kesederhanaan dan kasih sayang. Setiap detail yang ada di film ini benar-benar disajikan rapi dan berhasil membuat penonton haru. Adapun scene terakhir ketika M menaburkan bunga di atas makam Amah secara berantakan, bagi saya merupakan hal yang jenius, karena Amah berpesan akan menghantui M jika ia mengulangi kesalahan yang membuat Amah terjatuh dari makam. Satu dari sekian banyak bagian di film ini yang menunjukkan betapa besar ikatan cinta di antara keduanya.

IMDb: 8,5/10

Penilaian Pribadi: 9/10

(Visited 147 times, 1 visits today)
*) Kartika Lubis merupakan Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Brawijaya angkatan 2020.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts