Lompat ke konten

Hampir Satu Semester Kuliah Luring, Mahasiswa Masih Keluhkan Fasilitas Kelas FISIP

Kondisi kursi di ruang kelas 6.5 Gedung B FISIP lantai 6 (PERSPEKTIF/Rena)

Malang, PERSPEKTIF – Pasca pandemi Covid-19, perkuliahan luar jaringan (luring) telah berlangsung kembali hampir satu semester di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) pada tahun 2022. Namun, permasalahan fasilitas kelas masih menjadi sorotan dan kerap dikeluhkan oleh mahasiswa FISIP. Mereka menyatakan tidak nyaman dalam mengikuti proses perkuliahan karena permasalahan fasilitas ini. 

Aniisah Apriliana, mahasiswa Jurusan Psikologi 2021 mengeluhkan mengenai kursi di ruang kelas yang menurutnya kurang nyaman.

“Ada beberapa kursi juga yang sudah mau rusak begitu. Saat mau diduduki, goyang-goyang terus mejanya kayak mau lepas,” ujarnya (24/11).

Aniisah menambahkan, jika fasilitas kelas bermasalah, tentu akan mempengaruhi konsentrasi mahasiswa saat perkuliahan berlangsung. 

“Paling lebih susah fokus. Apalagi misalkan kursinya itu  gak nyaman. Terlebih kursi-kursi yang gabung dengan meja, bikin kita susah gerak. Misal satu jam pembelajaran masih aman, tapi kalau sudah di atas satu jam rasanya sudah capek, malas karena susah gerak,” tambahnya. 

Selain Aniisah, Briana Putri, mahasiswa Jurusan Psikologi angkatan 2022 juga mengeluhkan perihal kekurangan jumlah kursi di kelas. Tepatnya di Ruang 4.6 Gedung B.

“Menurut saya mengenai (keluhannya, red) kursi. Terutama di Gedung B itu banyak yang rusak. Jumlah kursi juga kadang kurang begitu di kelas. Biasanya kalau kekurangan kursi harus pinjam ke bawah, dan itu cukup repot,” ungkap Briana (24/11). 

Menanggapi permasalahan tersebut, Ahmad Imron Rozuli selaku Wakil Dekan II FISIP UB menyatakan terkait masalah fasilitas kelas memang perlu dilakukan pendataan. Pihak fakultas juga menyebutkan tengah melakukan persiapan untuk smart class saat ini.  

“Kalau terkait kondisi yang rusak, memang perlu segera kami data kebutuhan serta rencana pembenahan kelas-kelas juga penyiapan smart class,” ujar Imron (24/11).

Di akhir wawancara, Imron menambahkan perihal kekurangan kursi dapat ditangani melalui koordinasi dengan pihak akademik agar disesuaikan antara jumlah mahasiswa dengan jumlah kursi. (alc/arl/rsa)

(Visited 170 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?