Oleh: Sari Rimayanti*
Dia ketakutan, tak akan ada yang menolongnya
Tubuhnya gemetar dengan peluh mengalir deras
Dia bingung apa yang akan dia lakukan selanjutnya
Seluruh dunianya seakan menyempit dan tak ada harapan
Dia bergerak dan mulai berdiri
Langkahnya melaju
Meninggalkan tempat yang penuh dengan rasa sakitnya
Dia terus berlari meskipun ajal akan menjemputnya
Apa lagi yang dirimu harapkan?
Tidak ada, semuanya hilang tak bersisa
Apa lagi yang bisa kaulakukan?
Tidak ada, semuanya telah hancur berantakan
Dia kembali berlari
Berlari, lari, dan terus berlari
Dia meninggalkan dunianya
Tak ada harapan yang bersisa
Lari
Terus berlari
Jangan biarkan keputus asaan menangkapmu
Dia ada dibelakangmu
Jangan melihatnya
Terus berlari
Tianggalkan semua keputus asaanmu, tinggalkan semua dunia kelammu
Mulai cerita baru di dunia yang lain
Maka dari itu berlarilah.
*)Penulis merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Saat ini aktif sebagai anggota Divisi Sastra LPM Perspektif.