Malang, PESPEKTIF – Universitas Brawijaya (UB) tengah berencana untuk membangun Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Menurut Moch. Sasmito Djati, Wakil Rektor IV UB, pembangunan RSGM adalah kesempatan untuk mengembangkan rumah sakit sesuai dengan kebutuhan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan masyarakat umum. Sasmito juga menambahkan alasan di bangunnya RSGM sebagai pusat penelitian tentang gigi bagi mahasiswa FKG.
“Kita memiliki FKG, sehingga memerlukan fasilitas khusus untuk melakukan pendidikan, yaitu rumah sakit sendiri yang berkompeten untuk mendidik sarjana dan dokter gigi. Kedua, diharapkan RSGM ini bisa jadi generating income untuk UB, dan yang ketiga bisa jadi pusat penelitian tentang gigi,” terangnya.
Kebutuhan akan RSGM benar dirasakan oleh mahasiswa FKG, seperti yang diungkapkan oleh Sakinah Azzahra, Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKG.
“Semua FKG memang seharusnya punya RSGM. Nah, dengan umur kita yang udah segini, terus koas atau dokter muda (mahasiswa kedokteran yang sudah menyelesaikan jenjang sarjana S1) kita juga sudah banyak, koas itu kan harus ke rumah sakit. Kalau kita di RS UB itu kita sifatnya masih menumpang, jadi kita harus segera punya rumah sakit sendiri, dan itupun dari mahasiswa sendiri sudah mendorong Dekanat buat segera ada rumah sakit. Kita di RS UB sudah tidak cukup,”
Terkait dana untuk pembangunan RSGM ini, menurut Sasmito UB akan berasal dari BNBP dan tandernya masih bulan November. Akan tetapi, berdasarkan data dari sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) UB, proses lelang tender telah dimenangkan oleh PT. Kharisma Menara Abadi dengan dana 7,6 Miliar.
Menanggapi hal ini, Sakinah Azzahra, Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKG mengatakan bahwa pemenangan tender telah diselesaikan belum lama ini.
“Kalau kita tanya terkait perkembangan, masih proses tenderisasi dan sepengetahuan saya tendernya sudah dimenangkan, tetapi saya sendiri kurang tahu siapa yang memenangkan,” ujar Sakinah.
Menurut Sasmito, RSGM akan di peruntukkan untuk umum dan akan mempunyai banyak fasilitas seperti forensik, estetika, orthodhonti, konservasi gigi dan lainnya. Sasmito juga menambahkan, RSGM yang akan di bangun di lahan bekas Poli Tekhnik tersebut tidak akan mengganggu Poli Gigi yang ada di RS UB karena di RS UB tetap ada Poli Gigi, namun apabila penyakitnya lebih parah nanti di rujuk ke RSGM, seperti operasi, karena alat di RSGM akan lebih lengkap.
“Rumah sakit gigi kan belum banyak di Jawa Timur, di Universitas Airlangga saja masih izin operasional, berarti di sini kita punya kesempatan untuk mengembangkan rumah sakit yang sesuai kebutuhan masyarakat. Apalagi Sumber Daya Manusia (SDM) kita juga mumpuni, sebagai contoh di RS UB yang paling ramai itu bagian gigi, jadi potensi SDM kita bagus,” ungkapnya. (zza/nov/ank)