Lompat ke konten

Meninggalnya Mahasiswa FISIP UB, Muwafik: “Tidak ada Masalah UKT Sama Sekali”

Bincang- (dari kiri ke kanan) Presiden BEM FISIP, Wakil Rektor III, dan Wakil Dekan III FISIP saat menghadiri Konferensi Pers hari Selasa (8/8) di Gapura Media Centre. Konferensi membahas persiapan tim PIMNAS UB dan kasus meninggalnya mahasiswa Sosiologi. (PERSPEKTIF/Okta)
Bincang- (dari kiri ke kanan) Presiden BEM FISIP, Wakil Rektor III, dan Wakil Dekan III FISIP saat menghadiri Konferensi Pers hari Selasa (8/8) di Gapura Media Centre. Konferensi membahas persiapan tim PIMNAS UB dan kasus meninggalnya mahasiswa Sosiologi. (PERSPEKTIF/Okta)

Malang, PERSPEKTIF – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan konferensi pers terkait kasus meninggalnya mahasiswa Jurusan Sosiologi FISIP UB Lukman Arifin pada Selasa (8/8) di Gapura Media Centre,

Lukman Arifin ditemukan meninggal bunuh diri dengan menggunakan selang cairan freon di sebuah rumah kos Jalan Kertorahardjo Dalam Nomor 11 RT 02/ RW 04, Senin malam (7/8).

Dugaan mengenai penyebab meninggalnya Lukman, seperti pengajuan penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) karena ditemukannya dokumen tersebut di dalam kamar korban serta depresi karena skripsi, dibantah oleh Akhmad Muwafik Saleh, Wakil Dekan III FISIP UB. Menurut pengakuannya, dia tidak menemukan berkas permohonan penurunan UKT dari Lukman.

“Semester 9 (Lukman), skripsi, anak ini sama sekali tidak mengajukan (penurunan UKT), anaknya cukup berada. Tidak ada masalah UKT sama sekali. Baru sekali konsultasi. Usianya 23 tahun,” terang Muwafik.

Senada dengan Muwafik salah satu teman Lukman, yang berinisial NW juga melihat bahwa Lukman masih mampu membayar UKT dan mengerjakan skripsi. “Nggak juga kok, dia masih bisa. Terkait skripsi paling ngobrol-ngobrol sampai mana skrispsinya, lagi ngerjain. Semangat ya skrispinya.” Kenang NW saat dijumpai  awak Perspektif.

Cleoputri Al Yusainy, dosen Psikologi FISIP UB, menyatakan bahwa banyak penyebab seseorang melakukan bunuh diri. “Kalau di dalam psikologi itu kita nggak bisa tebak-tebak penyebabnya.” ungkap Kepala Jurusan Psikologi tersebut.

Di sisi lain Dyah Mardiana, dosen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UB, menambahkan mengenai bahaya menghirup gas freon yang diduga menjadi penyebab meninggalnya Lukman. Freon biasanya dipakai untuk sistem pendingin, memiliki titik didih yang rendah sehingga membuatnya mudah menguap ketika masuk di udara.

“Semisal masuk ke sistem tubuh kita, apa yang kita butuhkan untuk bernapas menjadi tidak ada, bisa membuat paru-paru beku, otomatis jaringan otak akan rusak.” pungkas Dyah.

Ditemui di tempat terpisah setelah konferensi pers (9/8) Muwafik menyampaikan rasa duka atas meninggalnya Lukman dan juga meluruskan atas beredarnya kabar untuk menutupi meninggalnya mahasiswa Sosiologi semester 9 itu.

“Saya selaku pimpinan di fakultas kan berkepentingan untuk menjaga nama baik fakultas, kita sangat peduli persoalan itu. Bagi saya ini berita duka, saya sangat berduka, wong mahasiswa, ibarate anak sendiri, keluarga sendiri,”.(cov/els/lta)

(Visited 566 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Iklan

E-Paper

Popular Posts

Apa yang kamu cari?