Malang, PERSPEKTIF – Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Brawijaya (AMBARAWA) menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk penolakan terhadap maraknya kebijakan dari beberapa Universitas di Indonesia yang tidak pro-mahasiswa di Bundaran UB, kamis (7/1).
“Hari ini, kami mewakili mahasiswa Indonesia menyatakan sikap bahwasanya kita adalah mahasiswa dan pantas untuk mengkritisi, memberi evaluasi maupun peringatan terkait kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai atau tidak perlu terhadap mahasiswa,” jelas F.N Sialagan salah satu peserta aksi dalam orasinya.
Nanda Pratama, peserta aksi yang lain mengungkapkan bahwa aksi ini tidak hanya berkaitan dengan kasus Ronny Setiawan, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang sedang bergulir di media sosial. Sebaliknya, menurut Nanda, aksi ini sekaligus mengkritik tindakan kampus-kampus di Indonesia yang dinilainya seringkali merepresi mahasiswanya yang bersikap kritis.
Selanjutnya, massa aksi dimobilisasi ke depan Gedung Rektorat untuk menyampaikan langsung tuntutan-tuntutannya kepada pihak rektorat. Lambang Aji selaku koordinator aksi tak lupa mengingatkan pihak rektorat UB bahwa tindakan represif terhadap mahasiswa tidak layak dilakukan. Salah satunya ialah tindakan represif yang dilakukan dekanat Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) terhadap Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dianns.
“Beberapa bulan lalu beberapa teman kita di LPM Dianns direpresi oleh dekanat FIA. Jika mahasiswa tetap bungkam maka siapa yang akan membela kebenaran,” tutur Aji. Selain itu, Aji juga berharap tidak ada lagi tindakan represif dari birokrat kampus manapun terhadap mahasiswa yang bersikap kritis.
“Kami mengingatkan supaya birokrat kampus tidak lagi bersikap arogan terhadap mahasiswa-mahasiswa kritis,” pungkasnya. (ank)